adinda akhwat doyan 4 (repost)

EPISODE 9

adinda
Aku terbangun dan ku lihat waktu menunjukan pukul 05:35 ku harap hilangnya keperawanan ku adalah sebuah mimpi buruk yang ku alami semalam. Tapi aku benar benar pasrah saat ku lihat ada bercak noda darah di sprei kasur ku, tak lain itu adalah darah keperawanan ku yang direnggut paksa oleh bapak kos ku semalam. Apakah pantas aku menyalahkannya sementara aku yang memberinya jalan dan menikmatinya juga, ya ini adalah salah ku, benar benar salah ku. 

Ku lihat layar hp ku, tertera pada layar dua SMS masuk dari Lastri.

“kalo kamu mau ambil kunci lemari, cepet kesini besok subuh jam empat dengan telanjang”

Dan yang kedua..

“ehh lonte kok gak muncul juga? Jadi sekarang sudah hobi telanjang telanjangan ya?”

Apa? Aku harus ke rumah Lastri dengan telanjang saja? Bagaimana caranya aku kesana? Sementara ini sudah jam setengah enam dan lingkungan disini sudah mulai ramai jam segini. Lalu apa yang harus ku lakukan? Apakah aku tidak usah kuliah saja dulu hari ini? Ah tidak, hari ini aku mendapat giliran maju untuk presentasi. Hmmm aku memutar otak ku untuk mencari cara agar bisa kuliah walau tanpa mendapatkan kunci lemari dari Lastri. Urusan kunci itu aku serahkan nanti kepada ustadzah ku yang akan datang hari ini, mudah mudahan ia bisa membantu menyelesaikan masalah ini. Apakah aku harus memakai kain jilbab lagi seperti semalam? Ah jangan, bahaya karena aku harus naik angkot. Jika orang lain tahu akan berbahaya. Hmm, bersamaan terlintasnya bayangan akan aku yang naik angkot dan kuliah hanya memakai jilbab yang dililit saja ditubuhku membuatku mulai terangsang. ahh kenapa aku malah terangsang? ahhhh basah banget lagi. Kenapa seolah olah aku merindukan kontol laki laki untuk dimasuki kedalam vagina ku? perlahan tangan ku pun mulai meraba klitoris ku, perasaan nikmatnya menerbangkan ku ke awang awang. Rasa yang makin buat ku tak ingin berhenti menggaruk vagina ku yang sudah berlumuran cairan kenikmaatan yang amat banyak. Teringat akan kontol bapak kos yang semalam telah menerobos dinding keperawanan ku bukannya membuatku menyesali kejadian itu, namun malah membuatku makin bertambah gila dalam bermasturbasi kali ini, dan untuk pertama kalinya aku masukan jari ku kedalam vaginaku hingga membuatku mendesah. Dengan jari yang keluar masuk kedalam vaginaku, aku membayangkan wajah seseorang. Masih sempat ku nyalakan laptop ku dan ku buka folder yang berisi foto foto dokumentasi kegiatan di kampus dan foto seseorang yang ku cari pun ketemu. Foto seorang ikhwan yang ku kagumi selama ini, walaupun aku sudah tak pantas lagi untuk nya, tapi entah hari ini aku ingin membayangkan ia menyetubuhi ku dengan kontolnya yang tak ku tahu seberapa besar ukurannya. Ku pandangi dalam dalam wajah bersahaja itu dan semakin kuat gerakan jari ku didalam vagina ku, walau rasanya tak senikmat ketika dimasuki oleh kontol sebenarnya. Ahhh aku mau kontooolll, kenapa aku membuang dildo itu, ahh ternyata rasanya sangat nikmat. Terus dan terus ku kocok vagina ku dengan jari telunjuk ku dan akhirnya tubuhku mengejang dan aku pun orgasme.

Maafkan aku kak Angga, sudah berbuat kurang ajar seperti ini padamu.
Ku tutup laptop ku dan ku benamkan wajahku kedalam bantal hingga aku menangis sesenggukan meratapi kebinalan ku yang makin menjadi. Lalu bagaimana aku kuliah? Cahaya dari luar telah mulai terang, waktu menunjukan pukul enam lebih lima menit. Ahh iya, aku ada ide.. bukankah aku masih bisa meminjam pakaian dengan tetangga kos ku. walaupun tak ada akhwat disini tapi setidaknya mereka pasti memiliki rok dan kemeja atau kaus lengan panjang. ku cari kontak telepon Reni, mahasiswa seangkatan ku namun kami berbeda kampus, postur tubuhnya agak sama seperti ku sehingga aku memilih dia untuk meminjam pakaian.

Aku : halo Reni?
Reni : iya din, ada apa?
Aku : aku mau minta tolong ren… boleh gak?
Reni : apa din? Kalo aku bisa aku bantu
Aku : ehmmm gini, aku punya masalah. Aku lupa letakin kunci lemari aku ren. 
Reni : hahh?? Terus?
Aku : iya jadi aku gak punya baju yang bisa aku pake hari ini
Reni : sudah minjem linggis sama ibu kos?
Aku : rencana nya mau minjem tapi gak berani kalo lewat telepon
Reni : hmm jadi aku bisa bantu apa din?
Aku : ehmmm boleh aku pinjem baju kamu gak?
Reni : loh kan aku gak kayak kamu din, baju aku gak ada yang gamis atau yang longgar kayak kamu
Aku : gak apa apa ren, yang penting rok panjang sama kemeja atau kaus lengan panjang.
Reni : tunggu, aku lihat dulu ya..
………………………..
Reni : ada din, tapi gimana ya, ini satu satu nya kemeja panjang yang ada, satu nya belum dicuci, trus rok panjang nya juga ada satu lagi tapi sudah agak kekecilan. Kan aku lebih suka pake jeans daripada rok. Gimana jadi?
Aku : hmmm ya sudah gak apa apa deh
Reni : ehh bentar din, ini kemeja nya sudah lama gak aku pake. Aku lupa kancingnya banyak yang lepas. Gimana nih? Atau kamu pake kaus aja daleman nya trus luarnya pake kemeja. Gimana?
Aku : ehhh, lepas? Iya deh ren, au pinjem kaus juga buat dalemannya. Nanti kan ditutupi sama jilbab aku. Kan gak keliatan.
Reni : oke, aku ke kamar mu sekarang ya
Aku : iya ren. Aku tunggu

Terdengar suara ketukan pintu dan segera ku buka. Dengan hanya memakai jilbab, aku membuka pintu. Tentu saja tubuh ku yang tak tertutupi pakaian ku halangi dengan pintu. Dan ternyata yang ku lihat bukan Reni melainkan bapak kos. 
Aku : eh bapak, ada apa?
Bapak kos : Cuma mau nyapa dinda aja, lonte akhwat.
Aku : pak, jangan bilang gitu, nanti kedengaran orang. lagipula tolong jangan ganggu saya lagi pak. Bukankah bapak harusnya membuat tempat kos bapak ini nyaman dan aman buat kami
Bapak kos : tapi kamu suka kan? Dan kamu juga janji mau muasin saya kapan pun saya mau tiap hari
Aku : sudah pak, saya mau kuliah.
Bapak kos : ya sudah kalo gitu nanti pas kamu kuliah, saya akan segel kamar kamu dengan alas an kamu gak mau bayar kos.
Aku : tolonglah pak, jangan begitu
Bapak kos : ohh ya sudah kalo begitu kamu mau dong muasin saya
Aku : baiklah, tapi bapak sembunyi saja dulu didalam nanti ada Reni mau kesini

Tak lama bapak kos mesum itu masuk, Reni pun datang membawa pakaian yang akan ku pakai. Dengan posisi yang sama seperti tadi, aku berbincang sedikit dengan Reni. Kaget ku rasakan saat ku tahu ada sesuatu yang basah dan lembut menjilati pantat ku. ku tahan desahan ku agar Reni tak curiga padaku. Setelah Reni pergi, segera ku tutup pintu kamar ku dan bapak kos pun langsung memeluk ku. 

Aku : ahhh pak… langsung saja ya pak. Saya mau kuliah
Bapak kos : hahahaha, terserah.. pokoknya kamu harus buat saya puas. Saya ketagihan sama memek dinda sang lonte jilbaber.

Nafsu ku tersulut lagi, ah bukan karena sentuhan sentuhan yang ia lakukan padaku melainkan karena panggilan lonte yang ia tujukan padaku. 

Bapak kos : eh ayo jangan bengong. Lakukan tugas mu

Dengan lugu nya, akhwat telanjang yang hanya berjilbab sepinggang ini berjongkok dan mengulum kontol bapak kos yang berumur separuh baya. Aku masih merasa jijik dengan kontol pria ini tapi tetap saja ku teruskan permainan ini dan ku usahakan agar dia cepat orgasme. Lima menit ku kulum dan ia tetap saja bertahan tanpa menunjukan tanda tanda hampir orgasme. Ku lihat jam dan semakin mendekati pukul setengah tujuh, ahh aku harus mandi agar tak telat kuliah tapi pak tua ini masih saja terus bertahan. Aku pun harus segera mengakhiri ini semua. Malam ini aku tak akan membuka pintu kamar ku siapapun yang mengetuk, karena aku tak ingin member peluang lagi pada orang tua bajingan ini dan juga setelah ku dapatkan kunci dari Lastri, aku akan mencari kosan baru agar dapat lari bapak kos mesum ini Lastri yang gila itu. lima belas menit, kuluman ku tak juga menunjukan reaksi apapun pada dirinya. 

Aku : pak sudah dulu ya. Saya mau kuliah pak. Nanti telat pak.
Bapak kos : hehehe kamu belum mandi ya
Aku : belum pak, makanya saya minta sudahin saja ya pak. Kan bapak punya istri, kasian istri bapak kalo bapak malah suka nya sama wanita lain.
Bapak kos : ehh ustadzah lonte, gak usah ceramahin saya ya!

Ahh pak tua itu menampar pipiku hingga aku terguling ke lantai. Dengan tenaganya yang kuat dia memegang lutut ku hingga melebarkannya. Bapak kos pun mengarahkan kontolnya ke vagina ku. dan dengan paksa, ia memasukan kontolnya ke vagina ku. aku diperkosa nya dengan kasar dan genjotannya makin terasa sakit di vaginaku. Semakin lama genjotannya makin cepat dan aku mulai terasa menikmati sodokan nya. lalu ia membalikan tubuhku dan mengganti posisi ku menjadi menungging. Lalu ia memasukan kontolnya dari belakang sambil menarik narik ujung jilbab ku seperti ia menunggangi kuda. Sodokan kontolnya terasa jauh lebih nikmat daripada kocokan jari ku.

Aku : ahhhh paaakkk cepet pakkkk ahhh
Bapak kos : iya sayang dikit lagi nih.. bapak udah gak tahan.. ooouuuhhh
Aku : ahhh aku mau kuliah paaakkkkk
Bapak kos : sabar bentar lagi juga udahan

Bapak kos pun mencabut kontolnya dan mendekatkannya kekepala ku. alhasil, sperma nya tumpah diatas kepala ku dan mengenai jilbab ku.

Bapak kos : nah sekarang kamu mandi sana. 

Aku segera bangun dan melepas jilbab ku. perasaan kesal tumbuh didada ku. entah kesal karena sudah diperkosa atau kesal karena aku belum mencapai orgasme. 
Dengan buru buru aku mandi karena aku takut terlambat ke kampus. Setelah keluar dari kamar mandi, ku lihat bapak kos masih berada dikamarku.

Aku : kenapa bapak masih disini?
Bapak kos : hehehe, kan mau nunggu istri kedua selesai mandi
Aku : gak pak. Jangan bicara sembarangan
Bapak kos : ah emang ada pria yang mau nerima kamu yang udah gak perawan lagi? Lagian kamu suka kan sama kontol saya?

Ku lihat ia sedang mengocok ngocok kontolnya sambil memandangi tubuhku yang hanya tertutupi oleh handuk.

Aku : apa bapak masih belum puas? Sudahlah pak, cepat keluar..
Bapak kos : sama cewek kayak kamu gak akan ada puasnya sayang

Ku akui tubuhku lemas melihat kontol yang mengeras seperti itu. vagina ku mulai kembali basah ditambah karena tadi aku tak mendapatkan orgasme hingga ingin sekali lagi aku disetubuhi oleh kontol bapak kos lagi.

Aku : saya sudah capek pak. Lagipula saya buru buru pak.
Bapak kos : ya sudah kamu pake baju aja sambil saya ngocok liatin kamu

Dengan eskpresi muka kesal aku mengambil pakaian Reni yang tergeletak di atas kasurku.

Bapak kos : eh jangan pake baju dulu. Lepas dulu handuknya.
Aku : sudahlah pak. Jangan aneh aneh begitu. Cepat tuntaskan saja tapi jangan ganggu saya dulu.

Dengan cepat tangan bapak kos menarik ujung handuk ku, akhirnya aku telanjang dan tubuhku terguling dikasur.

Bapak kos : nah gitu dong. Jarang jarang liat akhwat telanjang. 

Tak ku sangka, ia membawa hp dan mengambil foto ku yang masih telanjang. Aku berusaha menutupi tubuhku tapi diperlakukan seperti ini malah membuatku semakin terangsang dan tak tahu bagaimana aku merasa sangat nyaman telanjang seperti ini. Belasan atau puluhan kali suara kamera itu berbunyi dan aku hanya terdiam pasrah sambil menutupi payudara dan vagina ku didepan kamera. Bodoh sekali kenapa aku tak menghindar atau lekas memakai baju.

Bapak kos pun menarik tangan ku yang menutupi payudaraku dan ia dekatkan ke kepala kontolnya. Ahhh terkejut sekali diriku saat ku lihat kontolnya mengeluarkan sperma yang sangat banyak sekali dan ia tumpahkan semua sperma itu ketelapak tangan ku.

Bapak kos : sekarang, lumuri toket kamu pake peju.

Seperti merasa menjadi istrinya, aku tak bisa menolak keinginan nya. ku akui tubuhku amat menginginkan kepuasan dari kontol bapak kos yang telah berhasil menerobos dinding kesucian ku. kini payudara ku mengkilat karena sperma yang melumuri payudara ku. serasa saat telapak tangan ku memakaikan lulur sperma kepada payudara ku, seakan kedua buah dada ku ini meminta untuk diremas dan tampak kini ia mulai mengeras dan aku pun tak sadar mengeluarkan desahan kenikmatan. 

Bapak kos : hahaha pengen ya? Itu kok toket nya keras?

Aku tak menjawab apapun. Diriku merasa malu dijadikan bahan pemuas nafsu pria tua ini namun diriku yang lain merasa aku ingin sekali memohon dan mengemis kepuasan dari laki laki tua ini. Ah tidak, aku harus menjaga kehormatan ku walau dihadapan laki laki yang telah merusak kehormatan ku.

Ku jauhkan telapak tangan ku dari payudara ku yang berlumuran sperma yang sudah hampir mengering. Bapak kos melarang ku untuk membasuh payudara ku dengan air dan menyuruhku tetap membiarkan nya sampai pulang kuliah nanti. Bagaimana? Padahal aku akan berjumpa dengan ustadzah Azizah hari ini, aku tak bisa menduga duga apa yang akan dia katakan jika dia tahu aroma ini adalah aroma sperma laki laki. Eh tapi apakah dia tahu jika ini aroma sperma? Mungkin dia tidak tahu, tapi orang orang di angkot, teman sekelas? Mungkin mereka tahu. Ah sudahlah, pura pura tak tahu saja. 

Dengan bapak kos yang masih berada dikamar ku, aku seakan tak merasa sungkan lagi untuk memakai pakaianku. Ya, hari ini aku masih tak memakai bra dan celana dalam karena masih terkunci dilemari dan terlalu malu untuk meminjam dengan teman yang lain. Mungkin sebaiknya aku beli saja nanti sepulang kuliah. Saat ingin ku pakai kaos yang dipinjami oleh Reni. Tiba tiba tangan bapak kos merebut kaos itu.

Bapak kos : kamu pakai kemeja nya saja, gak usah pake kaos dalem.
Aku : tapi pak.. kemeja ini kancing nya lepas semua
Bapak kos : ya jilbab kamu kan panjang jadi gak akan keliatan orang lah.
Aku : hmm tapi pak, saya….
Bapak kos : ya sudah pilihan nya kalo kamu mau pake kaos ini kamu harus layani saya sekali lagi. 
Aku : saya mau kuliah pak. Takut telat nantinya.
Bapak kos : ya kalo gak mau, ya gak usah ambil. Saya pulang dulu ya. Nanti orang orang pada tahu kalo kamu akhwat lonte kalo mereka tahu kamu lagi berduaan dengan saya, telanjang pula.

Bapak kos meninggalkan kamar ku sambil membawa kaos ku. tak ada waktu untuk melayani nya, bisa bisa aku terlambat kuliah nanti. 
Ku pakai kemeja tak berkancing itu dan rok hitam yang agak ketat hingga pantatku yang sekal terlihat namun garis celana dalam nya tak terlihat karena aku tak memakai apapun lagi didalamnya. Dibalik jilbab panjang hitam ku, payudara ku bebas terbuka dan andai aku berlari, pastilah goyanngan kedua gunung kembar ini akan terlihat sangat jelas.

Ku langkahkan kaki ku keluar rumah. Tak ku lihat pak Endang dan teman teman nya di luar rumah, begitupun Lastri. Mereka tampaknya sedang berada dalam rumah. Namun saat ku lewati sebuah pohon beringin besar dijalan yang hendak ku lalui, aku melihat seorang laki laki berusia sekitar 30an menatapi tubuhku. Sejauh ini semuanya aman aman saja sampai aku sampai dikampus. Namun ada rasa gerah saat aku memakai pakaian ini. Rasa gerah yang tak biasa yang seakan membuatku ingin melepas pakaian ku selurunya. 

Saat aku memaparkan presentasi, aku tak berani untuk mengangkat tangan ku lebih tinggi. Khawatir jika perut ku terlihat. Namun tetap saja mata lelaki dikelas ini bukannya memperhatikan layar yang menampilkan makalah ku melainkan kepada tubuhku yang tak biasa memakai rok ketat seperti ini. Ditambah dengan putting ku yang kemudian malah mengeras dan membekas pada jilbab yang ku pakai. Aku mulai terangsang dalam keadaan begini. Tapi aku harus bisa menahan sekuat mungkin. Tapi ahh aku benar benar tak kuat.

Akhirnya kuliah ku selesai, masih ada dua jam lagi untuk berjumpa dengan ustadzah yang telah membimbingku menjadi seperti sekarang dan aku sangat merindukannya. Sambil menunggu, ku putuskan untuk membaca buku di perpustakaan. Jika kondisi pagi seperti ini, perpustakaan biasanya sepi. Suasana sepi membuat birahi ku mulai menyala lagi. Dengan bersembunyi dibalik rak yang tak nampak dari pengawasan penjaga perpustakaan, aku menyampirkan jilbab ku ke pundak lalu ku remas remas payudaraku hingga aku tersandar di salah satu rak buku. Kenikmatan yang ku peroleh dari remasan ini membuatku lupa bahwa aku berada di sebuah perpustakaan yang mana bisa saja nanti ada orang orang yang datang dan melihatku dalam keadaan begini. Semakin intens remasan ku pada payudara ku dan perlahan ku arahkan tangan ku pada vagina ku yang masih tertutup rok ketat. Sulit mengangkat rok ini keatas hingga aku hanya bisa meremas remas sedikit vagina ku, hal ini membuatku malah semakin terangsang dan ingin sekali orgasme.

Tiba tiba terdengar suara buku terjatuh. Kekagetkan ku memnyadarkan ku. dengan cepat ku benahi pakaian ku lalu ku lihat hp ku. ah sebaiknya aku segera menuju mushola dimana aku dan ustadzah Azizah akan berjumpa. Saat ku ambil tas yang ku titipkan di tempat penjaga perpustakaan, aku baru menyadari bahwa tempat ku masturbasi tadi terlihat sangat jelas dari sini melalui cermin cembung yang dipasang di perpustakaan ini. Muka ku memerah dan tak berani menatap wajah penjaga perpustakaan yang umurnya sekitar 29 tahun. 

POV Pak Juned

Pak Juned : jadi gimana rencana kita berikutnya buat ngentotin si Adinda?
Pak Endang : yah kita tungguperlu putar otak lagi. Lastri menggagalkan rencana kita semua. Maka dia saya kurung dikamar sambil dientot sama pak Somad dan dia gak boleh sampe dapet orgasme.
Pak Juned : kok saya gak diajak pak?
Pak Endang : ya kamu nanti besok besok saja.

Kami membahas rencana jahat kami disini, di rumahku. Dimana aku dan pak Endang yang sudah makin penasaran menggenjot tubuh akhwat berjilbab lebar bernama Adinda Paraswati itu. tiap pagi aku selalu memperhatikan ia berjalan dan membuat kontol ku mengeras dan ingin menerobos lubang kenikmatan nya. kebetulan hari ini adik ipar ku baru tiba disini dan hendak menginap dirumah kami. Aku merasa keberatan sebenarnya karena bisa bisa rencana ku menikmati tubuh Adinda akan mengalami kesulitan karena bisa jadi jika tak mendapat uang tutup mulut, ia pasti akan mengadu kepada kakak nya yang merupakan istri ku yang saat ini tengah berbelanja keperluan di pasar. Sebut saja namanya Mimin,ia adalah laki laki yang sangat rajin belajar dan senang dengan hal hal yang mistis. Ku anggap adik ipar ku ini sudah agak gila karena sering sekali membahas mitos mitos di tempat tinggal kami. Ia yang sedari tadi berada di kamar nya kini keluar dan bergabung bersama kami, spontan kami pun mengalihkan pembicaraan.

Mimin : kak, tadi aku liat cewek cakep banget pake jilbab panjang itu siapa ya?
Pak Juned : siapa? Kapan?
Mimin : tadi itu loh pas aku baru sampe disini. Dia kayaknya masih kuliah
Pak Endang : ohh itu namanya Dinda. Kenapa emang? Suka? 
Mimin : hehehe, kayaknya gitu kak. Kenalin ke aku kak siapa tau jodoh
Pak Juned : uhhh enak banget loh, kita aja disini selalu pengen ngentotin dia
Pak Endang : ssstttt ngomong apa kamu
Pak Juned : upppsss keceplosan
Mimin : hahahaha ketahuan.. ternyata kakak mau selingkuh sama dia. Kasih tau kakak aku nanti
Pak Juned : ehh jangan jangan.. iya nanti aku kenalin deh sama dia
Mimin : hehehe gak Cuma dikenalin, aku juga mau ngentot sama cewek itu. 
Pak Endang : enak banget, kita juga sudah muter muter otak gimana mau bikin itu cewek mau dientot
Mimin : hahahaha gampang.. 

Mimin masuk kedalam kamar nya. aku dan pak Endang benar benar berpikir adik ipar ku yang perjaka tua berumur 32 tahun itu sudah gila. Tak berapa lama, ia kembali lagi membawa sebuah kantong plastic

Mimin : nih, taburi garam ini ditempat dimana biasa ia lewat. Kalo garem ini sampe keinjek sama dia. Dia gak akan bisa tahan kalo gak dientot sama kita sehari.

pak juned : ah gila, gak mungkin.
Pak Endang : bener ini berhasil?
Mimin : ya tergantung dia bakal nginjek garem nya atau nggak
Pak Juned : emang dapet ilmu darimana?
Mimin : hahaha belajar dari dukun di kampung dulu. Pas mau membobol memek si Surti, kembang desa.
Pak Endang : emang berhasil dulu?
Mimin : nggak, soalnya si Surti keburu jadi TKW jadi belum nyoba ke siapapun lagi.
Pak Endang : berarti kita harus mengandalkan Lastri lagi

POV Ustadzah Azizah

Ku masuki kembali gerbang kampus yang dulu telah mendidik ku bahkan mempertemukan ku dengan sahabat sahabat yang membimbingku hingga aku menjadi seperti sekarang. Tak sedikit perubahan yang terlihat sejak tiga tahun yang lalu ku tinggalkan kampus ini dengan predikat cumlaude. Namaku Azizah Husniati, aku seorang akhwat yang berusia 26 tahun. Bulan depan aku akan melangsungkan akad nikah ku dengan seorang ikhwan sholeh yang datang menemui orang tua ku untuk melamar ku sebulan yang lalu. Di era penuh fitnah terhadap kaum seperti kami, aku tak pernah ragu memakai pakaian syari yang terkesan ekstrim, ya walaupun hujatan sebagai teroris seringkali datang kepadaku, namun aku tak pernah berniat melepas cadar yang senantiasa menutupi wajah ku kecuali mata. Tinggi badan ku hanya sekitar 157cm, tak terlalu tinggi memang dan berat badan ku 53kg. 

Ku lihat di pelataran mushola, seorang akhwat muda melambaikan tangan nya padaku, namun ku lihat ada sedikit yang berbeda dari penampilannya.

Aku : assalaamualaikum ukhti
Dinda : wa’alaikumsalam mbak, apa kabar?
Aku : sehat ukh, anti bagaimana? Tambah cantik saja sekarang
Dinda : sehat juga mbak, ah mbak bisa aja. Ciee yang mau nikah bulan depan. Pasti gak sabar lagi ya
Aku : hehehe, gak lah ukh, biasa aja.. biasa deg degan tiap hari maksudnya.
Dinda : hehehehe tenang aja mbak, semoga dimudahkan sampai hari akad ya
Aku : iya ukh. Oh iya katanya ada yang mau diceritain?
Dinda : iya mbak, kita cari tempat duduk dulu yuk, tapi yang agak privasi.
Aku : hmmm dimana ya?
Dinda : ada tempat sepi dilantai tiga mbak. Kita kesana aja gimana?
Aku : iya deh, ayo.

Adinda Paraswati adalah akhwat binaan ku di dalam kegiatan mentoring. Sudah dua pecan mentoring kami libur karena aku mulai sibuk mempersiapkan pernikahan ku. suara kaki kami beradu menapaki anak tangga dan akhirnya kami sampai juga. Ahhh sebuah pemandangan koridor yang ku rindukan.

Aku : ayo cerita.
Dinda : mbak, maafin dinda ya.. mbak pasti kecewa punya binaan seperti aku tapi dinda sangat membutuhkan bantuan mbak untuk keluar dari masalah ini.
Aku : apa? Jangan nangis ah, kan belum ada suami yang bisa ngelap air mata anti. Hihii
Dinda : ahh mbak.. kan dinda serius
Aku : iya deh iya, apa masalahnya ukh?
Dinda : dinda mengalami dua masalah serius mbak. Di lingkungan tempat kos dinda, ada seorang wanita yang awalnya dinda kira dia akhwat tapi anehnya dia suka sekali hal hal berbau seks. Waktu itu dinda khilaf, dinda melakukan seks sejenis dengan dia mbak. Dan sejak itu pun dinda merasa ada yang berubah dalam diri dinda, dinda juga merasa ikut ketagihan sampai dia ngasihin dinda mainan berbentuk kemaluan laki laki.
Aku : seks sejenis? Anti tahu kan hukumnya?
Dinda : iya mbak.. dinda menyesali perbuatan dinda sampai dinda tahu bahwa dia sengaja melakukan itu untuk membuat dinda menjadi seperti dia dan ternyata dia pun bukan akhwat, dia Cuma pura pura menjadi akhwat agar dinda percaya sama dia.
Aku : sekarang orang itu masih ada disana?
Dinda : gak tau mbak, pagi tadi pas dinda berangkat dinda gak liat dia. Dinda pengen mbak ketemu dia dan membicarakan masalah ini ke dia mbak. Dinda gak mau orang tua dinda di sumatera tahu hal ini apalagi nanti nya jika mereka sampai repot repot kemari.
Aku : baiklah, mbak akan menemui dia hari ini
Dinda : dan satu masalah lagi mbak
Aku : ada lagi?
Dinda : dinda sudah gak perawan lagi mbak?
Aku : apa? Anti melakukan itu dengan siapa? Anti gak pacaran kan?
Dinda : sumpah mbak, dinda selalu berusaha menjaga diri dinda dengan baik selama ini. Dinda diperkosa oleh bapak kos mbak. Dan pakaian yang dinda pakai hari ini pun bukan pakaian dinda. Kunci lemari dinda diambil oleh Lastri karena dinda membuang mainan kemaluan itu tadi jadi dia bilang dinda harus menggantinya jika mau kunci lemari dinda dikembalikan. Dinda juga sudah minjam linggis ke bapak kos tapi yang ada malah dinda diperkosa.
Aku : ya sudah, kita kesana sekarang. 

Kami menaiki angkot menuju kosan Dinda. Sepanjang perjalanan aku melihat orang orang memandang ku aneh, pastinya. 

Dinda : mbak, kita ngomong sama lastri nya di kosan dinda aja ya.
Aku : iya boleh. Anti telpon lah dinda nya.

Dinda membuka kamar kos nya. pandangan ku langsung tertuju pada sebuah sprei yang terlihat ada sedikit noda putih kental yang mengeras. Melihat noda itu membuatku merasakan hal yang lain. Aku tak menanyakan tentang noda apa itu karena pikiran ku langsung mengarah kepada cairan kental yang dihasilkan oleh kemaluan laki laki. Ah aku seperti ingin merasakan cairan itu mengenai wajah ku.

Adinda mengajak ku berbicara namun entahlah, aku nampak tak fokus mendengar pembicaraan nya. aku tampak seperti ingin bermasturbasi. Ahh satu perbuatan yang kami kecam nampaknya memanggil manggilku untuk melakukannya.

Aku meminta izin kepada Dinda untuk meminjam kamar mandi nya. setelah aku masuk kedalam kamar mandi, aku segera mengangkat gamis ku dan menurunkan celana panjang dibalik rok ku. ku lihat vagina ku sudah sangat basah. Ada apa? Kenapa aku bisa terangsang? nampaknya aku mulai kehilangan kendali atas tubuh ku, aku merasa mulai terbawa nafsu yang terus mengendalikan diriku hingga aku lupa siapa aku. Tahan, harus ku tahan. Sebelumnya bukan kah aku juga pernah terangsang seperti ini walau tak sehebat ini, tapi aku mampu meredam nya dan kali ini aku pun harus tetap kembali mampu menahan. 

Ku benahi kembali pakaian ku lalu aku keluar dari kamar mandi. 

Aku : bisa kita temui wanita itu sekarang?
Dinda : iya mbak, nanti dinda sms dia dulu.

“Lastri bisa ke kosan aku sekarang? Ada yang mau aku omongin”

Tak berapa lama kemudian dering sms dari hp dinda terdengar dan itu adalah balasan dari Lastri.

“gak bisa, kamu aja yang kesini. kalo gak mau ya sudah.”

Sombong sekali wanita itu sampai berkata seperti itu. tapi karena ini adalah hal serius dan nampaknya Lastri adalah orang yang agak keras maka kami pun memutuskan untuk sedikit mengalah awalnya. Saat kami keluar dari kamar kosan, ku lihat ada seorang laki laki tua yang nampaknya bapak kos ditempat itu mengawasiku. Diperhatikan begitu membuat libido ku naik lagi. 

Sesampainya dirumah Lastri, kami duduk diruang tamu dan risihnya saat itu ada beberapa laki laki yang menyapa Dinda dengan genit dan juga mengarahkan tatapan nya kepadaku. 

Lastri : ini siapa din? Kenapa diajak kemari?
Dinda : ini ustadzah aku. Beliau mau bicara sama kamu
Lastri : ya sudah bicara aja.
Aku : jadi kamu yang namanya Lastri?
Lastri : iya, emang kenapa?

Wanita berpakaian gamis ketat itu menjawab dengan sangat ketus.

Aku : maaf kalo kehadiran kami mengganggu dik Lastri tapi disini saya ingin membicarakan hal penting. Kami minta agar dik Lastri tidak mengganggu Dinda lagi dan oleh karena itu, kami mohon agar dik Lastri mau mengembalikan kunci lemari nya Dinda.
Lastri : maaf ya mbak bercadar, sudah perjanjian kami, bahwa jika Lastri bisa mengembalikan dildo saya yang dipinjam dan dihilangkannya, maka akan saya kembalikan kunci lemari nya. 

Dildo? Itu kan benda yang menyerupai kemaluan laki laki? Pernah ku lihat teman akhwat ku yang ditinggal suami nya bekerja di luar kota memiliki itu, ia mengatakan benda itu hadiah dari suaminya untuk memuaskan hasrat sex nya selama suaminya pergi. Cairan vagina ku makin basah saat ku teringat tentang bentuk dildo yang pernah dibawa teman ku itu. posisi duduk ku pun mulai makin tak menentu. Kenapa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Ku rasakan ada yang mengalir di sela sela selangkangan ku. aku tahu, aku terangsang lagi. Perasaan ku makin tak nyaman. Ingin ku sudahi cepat cepat pembicaraan ini dan segera pulang. Maafkan ana, Dinda, ana harus segera pulang, ku bohongi semua yang ada disini bahwa aku sedang mempunyai pekerjaan mendadak di rumah. 


Di dalam bus yang sangat ramai, nafsu ku malah semakin menjadi jadi. Apakah ada obat perangsang didalam minuman yang ku minum tadi? Penumpang bus pun makin ramai dan seorang laki laki berdiri di samping ku. aku yang duduk di kursi membuat posisi wajahku berada tepat di depan kemaluan laki laki itu. hal ini membuatku makin bertambah terangsang. ada apa dengan ku? aku makin tak tahan. Aku makin tersiksa. Ketika bus yang ku tumpangi mengisi bahan bakar di SPBU, aku segera turun dan menuju toilet SPBU. Didalam toilet, ku angkat gamis ku dan ku buka celana panjang didalam gamis ku dan hanya menyisakan celana delam pink. Cairan kental membasahi celana dalam ku. aku benar benar terangsang sekali. Bahkan ini pertama kalinya aku mengalami terangsang sehebat ini yang membuatku tak kuat menahan nya. dengan ragu ragu, aku melakukan masturbasi didalam toilet SPBU. Entah, aku benar benar menikmati apa yang ku lakukan ini walaupun ku tahu bahwa ini salah. Harusnya aku sabar menunggu bulan depan ketika malam pertama ku sebagai istri yang halal bagi suami ku nanti tapi kini aku malah dengan buasnya menekan nekan kemaluan ku sampai aku sendiri tak sadar mendesah dengan kuat didalam toilet umum yang mana bisa saja ada laki laki diluar toilet yang mendengar ku karena ini bukan toilet khusus wanita. Semakin aku menekan klitoris ku, semakin aku merasa kenikmatan yang begitu dahsyat. Semakin cepat semakin kencang dan semakin aku seperti kehilangan kesadaran ku, desahan ku pun makin tak terkendali dan orgasme pun menghampiri. Tubuhku terasa lemas, baru kali ini aku mengalami orgasme, walaupun dahulu aku pernah mencoba melakukan masturbasi, tapi aku menghentikannya sebelum mencapai orgasme karena aku tahu bahwa ini adalah perbuatan yang salah. Tapi sekarang, aku tak mampu menghentikan hasrat birahi ku. akhirnya, ku sandarkan tubuh ku ke dinding toilet umum, dengan nafas yang memburu, penyesalan timbul dalam hatiku.

EPISODE 10


POV Adinda

Senja pun tiba, masalah yang ku hadapi dengan Lastri pun tak juga menemukan titik terang. Bagaimana jika aku melaporkan ini kepada ibu kos, mungkin dia bisa mengurus masalah ini. Asalkan tak ketahuan bapak kos, beliau pasti dapat menyelesaikan masalah ini. Namun yang jadi masalah adalah bagaimana aku menemui ibu kos tanpa ketahuan bapak kos, karena bapak kos tidak lagi bekerja, sejak mendirikan tempat kost ini beliau resign dari pekerjaan lamanya sebagai satpam di sebuah toko perlengkapan pakaian syar’I. tunggu, aku masih bisa menghubungi ibu kost melalui hp nya. ku cari nomor hp ibu kost didalam kontak hp ku, dan setelah ketemu, segera ku hubungi beliau. Nada sambung mulai terdengar dan telepon pun diangkat.
“hallo?” upsss suara laki laki. Pasti yang mengangkat adalah bapak kost
Aku : ehmmm pak, ibu nya ada?
Bapak kost : ada, lagi tidur. Dia lagi gak enak badan. Kenapa?
Aku : ehmmm nggak pak.. nggak ada apa apa.

Aku menutup telepon dan segera ku kunci pintu dan jendela rapat rapat. Untung nya aku sudah membeli makanan untuk makan malam nanti. Nampaknya udara mulai terasa dingin dan mukena yang ku pakai ini tak mampu melindungi tubuh ku dari hawa dingin yang menusuk ke tulang ku. ku ambil kembali hp ku yang tergeletak diatas kasur. Ku telepon nomor Ustadzah Azizah. Sudah tiga kali aku menghubunginya namun tak ada jawaban sama sekali. Ahh bagaimana ini. Aku merasa bingung. Besok memang tak ada kuliah, tapi apakah aku harus bertelanjang seharian besok? Bisa bisa aku masuk angin jika setiap hari terus seperti ini. Berpikir dan berpikir, satu satu nya cara adalah dengan menghubungi polisi. Tapi bagaimana aku menghubungi polisi? Haruskah aku pergi kesana hanya dengan mukena ini saja? Tak mungkin. Ataukah aku meminjam baju lagi dari Reni? Lebih tak mungkin, aku juga malu jika harus meminjam baju terus. Aku juga tak berani lagi keluar. Aku takut jika aku keluar maka bapak kos akan mampu memperkosa ku lagi. Ahh benar benar sebuah dilemma. 

Tiba tiba aku dikejutkan dengan suara telepon masuk. Ku pikir itu adalah ustadzah Azizah tapi ternyata itu Dodi. Ku biarkan saja hp ku ini terus berbunyi. Aku juga tak mau kejadian waktu terulang kembali. Aku harus tetap menjaga batas dengan laki laki, semakin menjaga batas.

Tiga kali ia menghubungi ku dan tak satupun aku menjawab nya. lalu sebuah pesan masuk. Ternyata itu dari Dodi. Aku dan Dodi memang tak berteman di BBM. Aku menolak jika ada laki laki yang menginvite ku atau meminta pin BBM ku. alasannya, agar aku lebih bebas membuat status dan memasang foto tanpa khawatir di lihat atau dicuri foto ku oleh para laki laki.

“hai dinda.. 
Lagi apa nih?
Ohh ya tadi kamu cantik banget pake baju tadi..
Boleh gak aku nelpon?
Aku lagi bête nih sendirian di rumah”

Begitulah isi pesan dari Dodi dan sama sekali tak ku balas. Lalu ku simpan hp tersebut dibawah bantal. Dan aku membaringkan tubuh ku diatas kasur. Karena takut mukena ini kotor dan kusut, maka aku melepas semua mukena hingga aku akhirnya telanjang bulat didalam kamar ku sendiri.

Tak mengapa, tak ada yang melihat ku. ketika aku hendak mengambil minum, aku melewati sebuah cermin. Tak sengaja ku tatap cermin itu. dari samping, ku lihat postur tubuh ku yang mengalami sedikit perubahan, terutama pada payudara ku. aku terpaku didepan cermin dan menatap bayangan tubuh ku yang terpantul di cermin besar itu. muncul sebuah rasa bangga melihat payudara ku yang nampaknya terasa mulai lebih besar dari sebelum nya. apa mungkin karena sering diremas ya? Mungkin Lastri benar. Melihat tubuh ku yang putih mulus itu membuat ku tak mau melangkah kearah lain lagi. Ada rasa nyaman bertelanjang seperti ini dan ada rasa ingin dilihat lalu dipuji oleh seorang laki laki. Cukup lama aku berdiri memandangi tubuh ku dicermin hingga aku merasa ingin meraba payudara ku sendiri. Terjadi juga, masih dalam keadaan sadar tangan ku mulai bermain main di payudara ku. awalnya hanya rabaan dan sentuhan lembut, lalu kemudian berganti menjadi cubitan cubitan kepada putting ku yang mulai mengeras. Kemudian berubah kembali menjadi remasan remasan lembut pada kedua payudara ku. ku nikmati tiapan sentuhan jemari ku pada setiap kulit permukaan payudaraku yang makin mengeras dan seakan meminta agar aku meremas nya lebih kuat lagi. Mataku terpejam karena meresapi kenikmatan yang ku rasakan. Ahhh sungguh nikmat. Bahkan lebih nikmat dibandingkan masturbasi ku sebelumnya karena ini adalah pertama kalinya masturbasi yang ku lakukan dalam keadaan sengaja, bukan karena terbawa nafsu atau dipaksa bahkan di hipnotis. Kali ini aku sendirilah yang merangsang diri ku sendiri dan aku melakukannya dalam keadaan sepenuhnya sadar. Ahh terus ku remas dan kadang ku ganti remasan itu dengan putting nya ku jepit dan ku tarik dengan jempol dan jari telunjuk ku. desahan pelan mulai terdengar dari bibirku. Kemudian aku berpindah ke atas kasur. Ku baringkan tubuhku dan ku remas kembali payudara ku dengan kedua tangan ku. remasan yang lebih kasar daripada sebelumnya. Sesekali mataku melirik ke arah jendela untuk memastikan bahwa tak ada yang mengintip perbuatan akhwat mesum seperti ku ini. Ya, mungkin kini aku lebih pantas disebut seperti itu karena ku akui, aku mulai ketagihan sex bahkan aku pun merasa lebih nyaman telanjang seperti ini. Ohh apakah aku akan melepas jilbab ku dan berpakaian seksi? Ahhh entahlah, aku hanya ingin merasakan kenikmatan seks tanpa harus merubah penampilan ku. tangan kanan ku mulai berpindah dan meraba raba perut ku yang ramping dan halus. Serasa ingin ada seseorang yang mencium perut ku ini. Ahhh aku teringat pada Dodi, apakah aku harus menghubungi nya dan mengulangi kejadian seperti saat itu. ya, aku akan melakukannya, aku tak peduli apa yang akan terjadi aku sudah sangat terangsang, aku ingin kembali mendengar Dodi membisikan kata kata cabul nya ditelinga ku yang makin membuatku terangsang. lalu ku ambil hp yang ku letakan dibawah bantal. Sambil meremas payudara kiriku, aku menghubungi nomor Dodi dan sayangnya nomor hp Dodi tak aktif. Ahh sudahlah, ku teruskan saja masturbasi ku dengan menggerayangi daerah vagina ku yang sudah sangat basah. Ku masukan jari tengah ku kedalam nya, awalnya memang terasa nikmat namun lama kelamaan aku merasa hambar. Ukuran jari tengah ku berbeda dengan ukuran kontol bapak kos sehingga aku kurang menikmatinya. Upsss apakah aku sudah ketagihan kontol yang sesungguhnya? Lalu bukankah ukuran dildo milik Lastri yang ku buang saat itu lebih besar daripada milik bapak kos? Bagaimana jika dildo itu yang dimasukan kedalam vagina ku? pasti rasanya ahhhh membayangkannya membuatku makin mempercepat kocokan ku pada vagina ku sendiri. Vagina ku makin terasa basah dan aku makin keras meremas payudara ku seakan ingin memecahkannya. Tubuhku menggelinjang dan miring kearah kanan dan kiri. Semakin cepat kocokan ku dan semakin tak terkendali gerakan tubuhku. Sebuah semburan air dari vagina ku keluar membasahi paha dan sprei kasur ku. nafas ku terengah engah bersamaan dengan sisa sisa orgasme yang ku rasakan. Ahhhh nikmat.. lega.. mataku pun terpejam karena kelelahan..


POV Azizah

Hari ini adalah hari terburuk bagiku. Hari dimana aku kalah pada hawa nafsu syahwat ku untuk yang pertama kalinya. Bahkan pertama kali nya juga aku menuntaskan syahwat ku didalam toilet SPBU yang merupakan tempat umum. Lebih bodohnya lagi, mengapa aku seakan tak ingat bahwa itu adalah tempat umum dan aku mendesah dengan cukup keras lalu ketika aku keluar dari toilet, ku lihat tiga orang laki laki dengan salah satu nya menggendong anak kecil berusia kurang lebih tiga tahun berdiri mengantri ditoilet itu. entah berapa lama mereka berdiri namun sekilas ku lihat mereka menatapku dengan aneh. Bukan tatapan biasa dimana aku pun sering ditatap aneh oleh orang lain karena pakaian ku, cadarku, namun ini merupakan tatapan lain, tatapan genit yang disertai senyuman dan bisikan diantara mereka. Aku tak mendengar terlalu jelas bisikan itu namun aku yakin mereka pasti mendengar desahan ku dan mengomentari hal itu.

Dirumah, aku hanya tinggal bersama adik laki laki ku yang masih SMA kelas 11. kedua orang tua ku telah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat tiga tahun yang lalu. Hasil kerja ku sebagai kepala cabang di sebuah salon muslimah cukup untuk nafkah kami berdua, sementara masalah urusan pernikahan ku yang akan dilaksanakan bulan depan di urus oleh paman ku yang tinggal di kota yang sama. 

Adik ku memiliki sifat yang berbeda dengan ku. sebagai kakak perempuannya, aku sering menasehatinya untuk kembali ke jalan yang benar dan bergaul dengan orang orang yang baik. Namun wataknya yang keras sangat sulit diluruskan. Aku pun tahu dari teman nya bahwa ia termasuk salah seorang playboy disekolahnya dan suatu hari aku pernah marah besar kepadanya ketika aku menemukan sebuah majalah porno di kamar nya saat aku hendak memasukan pakaian yang baru disetrika kedalam lemari pakaiannya. Bahkan, ketika calon suami ku datang untuk meminangku, ia nampak heran. Yang ia tahu bahwa pernikahan harus dimulai dengan pacaran terlebih dahulu.

Ku masuki kamar ku yang lumayan luas dan nyaman. Cat dinding nya berwarna violet, warna kesukaan ku. ku buka cadar yang menutupi wajahku kecuali kedua mata. Mungkin, hanya adik ku yang paling leluasa melihat wajahku karena dia adalah muhrim yang aku pun tak merasa risih melepas cadar bahkan jilbab didepannya. Pikiran ku menerawang pada kejadian di rumah Lastri dan SPBU tadi. Bagaimana bisa? Aku tak percaya aku melakukan ini. Tiba tiba hp ku berbunyi, ternyata Dinda yang menghubungi ku. karena pikiran ku yang sedang kacau, aku memilih untuk membiarkan panggilan itu. 

Ku jilbab panjang yang masih menutupi kepala ku dan gamis serta kaus kaki. Aku hanya memakai sebuah t-shirt berlengan pendek dengan gambar Winnie the Pooh berwarna pink dan sebuah celana training berwarna biru dongker. Aku berjalan menuju keluar kamar. Ku cari adik ku yang tadi ku lihat ia berada di ruang tengah sedang menonton TV. Dugaan ku, ia pasti sedang berada didalam kamar nya. ketika aku hendak mengetuk pintu kamarnya karena aku ingin bertanya ingin makan malam apa, ku dengar sebuah desahan laki laki. Suara itu terdengar tak begitu jelas bagiku namun karena aku sangat penasaran, maka aku kembali memakai jilbab ku dan kehalaman belakang. Dari halaman belakang, terdapat sebuah lorong kecil diantara tembok rumah kami dan dinding halaman yang memisahkan antara rumah kami dan rumah tetangga. Jendela kamar adik ku masih terbuka, mumgkin karena tempat ini tidak pernah dilewati oleh siapapun maka ia membukanya walaupun sedang melakukan aktifitas pribadi. Pelan pelan ku berjalan mendekat kearah jendela. Aku pun berhati hati menggerakan lengan ku karena yang menutupi lengan ku hanyalah jilbab panjang sepaha saja, dan tempat ku berdiri ini dapat dilihat dengan jelas oleh orang yang lalu lalang didepan rumah kami. 

Ku dekatkan kepala ku ke jendela dan suara desahannya makin terdengar jelas. 
“ahhhh kak azizah.. ohhhhh memek kakak sempit ahhhhh… aku mau remes toket kakak ya kak…”

Apa? Kata kata yang ku dengar dari adik ku membuat kaki ku lemas. Ku intip apa yang ia lakukan. Mata ku terbelalak melihat sebuah penis yang cukup besar sedang ia kocok dengan tangan kanan nya sambil tangan kirinya ia gunakan untuk memegang foto ku yang tak memakai cadar. Aku tak menyangka adik ku ternyata seperti ini, bahkan ia tega melakukan ini pada ku. aku terpaku melihat apa yang ia lakukan, hatiku merasa panas namun aku seakan tak ingin bergerak meninggalkan tempat dimana aku berdiri bahkan aku ingin melihat nya sampai ia selesai. Yang ku tahu dari teman teman kerja ku yang bercerita tentang kegiatan seks dengan suami mereka, jika suami mereka sering meminta dikocokan penisnya sampai keluar air mani disaat mereka sedang haid. Apakah yang dilakukan oleh adik ku ini adalah seperti apa yang diceritakan teman teman ku itu. aku penasaran walaupun aku juga marah karena menjadikan fotoku sebagai bahan fantasi cabulnya. Ku lihat ia semakin cepat mengocok penisnya dan terasa vagina ku pun mulai basah kembali. Aku mencegah tangan ku agar tak melakukan masturbasi. Karena khawatir pada godaan syahwat yang semakin menyerangku, aku perlahan menjauhi jendela dan berhenti mengintip adik ku. namun langkah ku terhenti ketika aku mendengar adik ku mengeraskan suara nya dan berkata “ahhhh azizah…. Aku ingin menikmati tubuhmu setiap hari… kau adalah budak seks ku” aku makin marah padanya, tangan ku mengepal ingin memukulnya dan suara ku tertahan ingin berteriak membentaknya. Betapa tak ku sangka memiliki adik yang kurang ajar seperti ini. Kemudian aku dengan cepat melangkah kearah jendela nya dan berniat menangkap basah dirinya, namun ternyata dia sudah tak ada lagi disana. Yang ku lihat hanyalah selembar foto ku yang biasa di pajang di ruang tengah berlumuran cairan putih kental tepat diwajahku. Apakah itu yang disebut air mani? Kemudian pintu kamarnya terbuka dari luar dan aku dengan cepat bersembunyi.

Aku kembali ke kamar dengan rasa dendam di hatiku. Hati kecilku berbisik untuk memafkannya. Ya, dia memang masih berusia remaja maka wajarlah jika ia berbuat seperti itu, namun yang aku sesalkan itu adalah mengapa harus aku? Bagaimana ia menjadikan kakak kandungnya sendiri yang didepan nya sekalipun tak pernah mengumbar keseksian tubuh ku. bagaimana ia bisa menjadikan ku objek perbuatan cabulnya itu? 

Aku segera masuk kedalam kamar ku dan mengunci nya rapat rapat. Rasa kecewa dan marah pada adik ku memaksa ku untuk berdiam diri. Pandangan ku mengarah kepada sebuah kalender yang terpajang dinding kamar ku. sebuah senyum simpul terukir dari bibirku tatkala ku melihat sebuah tanggal yang ku lingkari. Hari dimana aku akan menjadi seorang istri. Setidaknya sampai bulan depan ku harap aku bisa menjaga diri dari sifat buruk adik ku ini. 

Tiba tiba terdengar suara pintu diketuk.
Ku buka pintu kamar ku dan sudah ku duga bahwa itu adalah adik ku yang bernama Irfan.

Irfan : kak, aku mau keluar ya
Aku : ini kan sudah mau maghrib. Gak usahlah.
Irfan : ah kakak, aku kan sudah besar masa masih mau dilarang sih
Aku : sekali gak boleh tetep gak boleh
Irfan : ya sudah kalo gitu aku ajak temen ku saja kesini
Aku : apa? Itu lebih gak boleh. Gak baik bertamu ke rumah orang maghrib maghrib.
Irfan : tapi temen temen kakak biasa kesini sesudah maghrib kan?
Aku : ya sudah, tapi inget gak boleh berisik, berantakin rumah apalagi ngelakuin hal yang gak bener ya
Irfan : siap kakak ku yang cantik

Betapa kaget nya aku ketika bibirnya mencium pipi kanan ku. 

Aku : IRFAAAAAAAAAAAAAAANNNNN… dasar genit ya!
Irfan : aku kan adik nya kakak sendiri masa gak boleh nyium sih

Ya benar, dia adalah adik ku. tapi sejak dia menginjak bangku SD kelas 4 sampai sebelum hari ini, dia tak pernah sama sekali mencium ku. pasti aku pun malu ketika dicium oleh nya walaupun dia adalah adik kandung ku sendiri dan ini pun tidak salah. Mungkin karena fakta yang ku lihat beberapa saat yang lalu membuat ku mulai risih berdekatan dengan adik ku sendiri.

Ku lihat langit telah mulai menjingga. Aku bergegas mandi untuk membersihkan diriku dari kepenatan. Cukup lama aku berada dikamar mandi. aku memang tergolong lama mandi karena aku sangat merawat kebersihan setiap sela tubuhku sebagai persembahan kepada suami ku kelak. Meskipun aku yakin calon suami ku memilihku bukan karena fisik ku namun merupakan kewajiban istri merawat dan menjaga kecantikan tubuh ku.
Aku keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan kimono handuk. Aku agak ragu keluar dari kamar mandi ketika ingat pada sikap adik ku. namun tak mungkin selamanya aku berada dikamar mandi dan dengan cepat berlari ke kamar ku. namun karena lengah, tak sengaja aku menabrak tubuh seorang laki laki remaja yang gendut. Itu bukan tubuh adik ku karena adik ku tak segendut itu, melainkan itu adalah teman adik ku yang ternyata mereka sudah berada dirumah sejak aku didalam kamar mandi tadi. Aku yang segera sadar bahwa didepanku ada seorang laki laki yang bukan muhrim ku segera bangun dan secepat kilat menuju kamar ku yang berada di sebelah ruang tamu. Sialnya aku pun baru sadar saat aku tertabrak oleh tubuh gendut teman adik ku, ikatan kimono handuk ku terlepas sehingga payudara perut dan vagina ku terbuka jelas dan menjadi santapan mata gratis teman adik ku itu, ditambah aku yang tak memakai jilbab. lebih sial lagi saat aku hendak masuk kekamar ku, ku lihat teman teman adik ku sedang berkumpul di ruang tengah sementara satu satu nya akses ke kamar ku adalah melalui ruang tengah. Apakah adik ku ini sengaja atau tidak, bukan kah dia tahu bahwa kakak nya sedang berada dikamar mandi dan paling tidak mau aurat nya dilihat oleh laki laki lain sekalipun itu hanya sehelai rambut. Langkah ku terhenti di pintu yang menghubungkan ruang tengah dan dapur. Aku segera berbisik kecil memanggil adik ku, ku harap ia mendengar. Apalah daya suara ku yang kecil dan posisi berdiri ku yang tak strategis membuat ia tak bisa mendengar suara ku, aku tak mungkin bersuara keras karena akan menarik perhatian teman teman nya yang lain kearah ku. lalu tak sengaja aku menoleh kebelakang dan aku baru menyadari laki laki yang menabrak ku tadi berdiri di belakang ku dan tangan nya sambil mengelus kemaluannya yang masih dibalik celana pendek nya. mungkin dia terangsang melihat ku yang hanya memakai handuk kimono ini saja yang panjang nya hanya 10cm dari lutut ku. aku menampakan wajah sinis dihadapannya untuk menyembunyikan rasa malu ku karena pertama kali nya tubuh ku dilihat oleh seorang laki laki. Kebetulan kamar adik ku berada disebelahku, aku mencoba membuka pintu kamar nya dan berhasil, pintu nya tak terkunci. Aku langsung masuk dan ku kunci kamar itu dari dalam. Jendela kamar itu pun ku tutup dan kunyalakan lampu. Ku tunggu saja disini sampai teman teman adik ku pergi. Ku lihat kamar ini cukup berantakan. Majalah otomotif dan olahraga berserakan dilantai. Ku cari cari foto ku yang ia gunakan untuk melakukan fantasi cabulnya dan ternyata tak ada. Aku duduk diatas kasur spring bed berwarna biru tua itu. ku harap adik ku segara masuk kedalam kamar agar aku dapat berbicara dengan nya namun sampai 10 menit kemudian ia pun tak kunjung datang. Kemudian aku mencari pakaian nya yang mungkin bisa ku kenakan sementara agar aku tak selalu memakai handuk kimono ini tapi lemari nya dikunci, pikiran ku mulai mengarah kepada hal negatif, pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan di lemari nya ini. Pandangan ku mengarah pada laptop nya yang ia letakan diatas meja belajarnya. Aku penasaran pada isinya pasti ia menyimpan hal hal negatif disana. Saat ku nyalakan, aku kaget melihat wallpaper laptop adik ku, yaitu foto seorang wanita yang sedang telanjang bulat dan disetubuhi oleh beberapa laki laki. Aku segera menutup laptop itu karena saking kaget nya. ditambah lagi ku lihat di tumpukan meja belajar itu terdapat sebuah majalah porno. Aku tak menyangka ternyata adik ku sudah separah ini. 

Malam pun tiba, adik ku tak juga masuk kedalam kamar. Aku sudah lapar tapi aku takut keluar, jangan jangan teman teman adik ku masih berada di luar. Ku dekatkan telinga ke daun pintu, ya suara tawa mereka masih terdengar. Dasar tak tahu waktu, ini kan sudah malam masa masih mau bertamu ke rumah orang. kimono handuk ku pun telah kering, begitupun tubuh ku. aku pun mulai risih dengan keadaan ku kini, tak memakai dalaman apa pun dan diluarnya hanya sebuah handuk kimono. Untung saja aku sendirian dikamar ini sehingga aku tak perlu kaku untuk bergerak yang mengakibatkan dada ku yang putih tersingkap atau paha mulus ku terlihat. Kini aku tengah berbaring di kasur adik ku. ternyata, posisi berbaring seperti ini membuat ku kembali terangsang. aku yang hanya sendirian disini merasa lemah untuk melawan syahwat ku. jika siang tadi saja aku berani menuntaskan syahwat ku didepan umum, maka pasti aku akan kalah melawan syahwat ku ditempat yang hanya ada aku seperti ini. Benar saja, nafsu yang perlahan mulai memimpin diriku membujuk ku untuk membuka majalah porno di meja belajar adik ku. saat ku buka halaman pertama, hanya menunjukan wanita luar negeri yang sedang telanjang saja. Namun semakin jauh halaman yang ku buka, pose pose seorang wanita yang sedang disetubuhi pun nampak. Membuat vagina ku basah dan satu foto yang makin membuat ku terangsang hebat adalah sebuah foto yang menampakan seorang wanita yang sedang mengulum kemaluan seorang laki laki yang sangat besar. Sebuah pertanyaan muncul dikepala ku, bagaimana kah rasanya sehingga wanita ini terlihat sangat menikmati? Terus ku buka halaman majalah itu dan setiap kata kata kotor di majalah itu tampaknya mengotori otak ku dan membuat ku semakin terangsang. tangan kiri ku sudah bermain meraba raba vagina ku. kimono handuk ku pun telah ku lepas dan ku jatuhkan ke bawah kasur. Rasanya, aku ingin disetubuhi oleh seorang laki laki, ah tidak bukan seorang laki laki tapi lebih.. ya.. lebih.. aku tak dapat mengendalikan pikiran ku, rasanya pikiran ku dikendalikan oleh orang lain, aku tak pernah bertingkah sebinal ini sehingga aku yakin ini pasti bukan atas kehendak ku sendiri. Aku ingin menghentikan gerakan tangan ku yang meraba vagina ku namun aku sendiri terus melakukannya walaupun ingin menghentikannya. Ku raba dan ku tekan tekan vagina ku dengan jemari ku, aku semakin kehilangan kendali atas diriku. Akhirnya, aku mengalami orgasme di tempat tidur adik ku.

Orgasme yang ku alami membuat ku terlelap dan ketika terbangun, aku masih telanjang bulat diatas kasur adik ku. pintu masih terkunci rapat dari dalam. Ku lihat waktu sudah menunjukan pukul 23.06 ku yakin teman teman adik ku sudah pulang dan mungkin adik ku tidur di kamar ku atau diruang tengah. Ku pakai handuk kimono ku dan ku buka perlahan pintu kamar adik ku. ternyata teman teman adik ku masih berada disana dan mereka tengah tertidur lelap. Setelah aku memakai pakaian yang dapat menutup aurat ku, aku kembali ke ruang tengah untuk mematikan televisi yang seklias ku lihat masih menyala. Tak ku percaya, adik ku dan teman teman nya ternyata menonton film porno dan mungkin mereka tertidur sedangkan film nya masih berjalan. Lalu ku lihat kembali disudut dinding diatas lantai, foto yang tadi siang dipakai adik ku menyalurkan syahwat nya lagi lagi berlumuran banyak air mani, bahkan lebih banyak hingga menutupi sebagian foto ku. kemudian ku ambil hp adik ku yang tergeletak di atas karpet, aku khawatir jangan jangan ia menyimpan foto ku yang tak berjilbab. Setelah ku cek, tak ada foto ku sama sekali di galeri nya. namun naluri kepo ku menyuruhku membuka BBM nya dan ku baca sebuah thumbnail pesan yang menarik kemarahan ku. setelah ku buka pesan itu, isinya adalah :

Yogi : oii bro tadi gua dapet rezeki loh
Irfan : rezeki apaan?
Yogi : tadi gua denger ada cewek lagi mendesah di toilet SPBU
Irfan : ahh ngarang lo
Yogi : hahaha gak percaya lo ya
Irfan : iyalah
Yogi : ya sudah, Cuma tadi beneran gue denger ada desahan cewek di SPBU, mau gue rekam tapi gak terlalu jelas.
Irfan : hahahaha, besok lo tunggu lagi aja disana siapa tau ketemu lagi
Yogi : ah sama temen sendiri lo gak percaya. Pas tuh cewek keluar, ternyata yang keluar malah akhwat pake cadar, persis kayak kakak lo.. jangan jangan itu kakak lo ya..
Irfan : gak usah fitnah lo.. 
Yogi : kita mau main ke rumah lo ya..
Irfan : ngapain?
Yogi : mau ngentotin kakak lo
Irfan : busyeetttt.. ada ada aja lo.. 
Yogi : lo gak ngelarang ya?
Irfan : gue malah sange lo denger lo mau ngentotin kakak gue, rame rame pula. Soalnya semalem gue barusan mimpi basah sama kakak gue
Yogi : hahahah adik mesum lo
Irfan : ya sudah kesini aja. Ntar kita coli rame rame terus peju kita di tumpahin ke foto kakak gue
Yogi : ahh gak asik.. gue mau nya ke memek kakak lo aja
Irfan : hehehehe, sabar itu mah. Yang penting kita bayangin kakak gue dulu dientot sama kita..
Yogi : oke.. nanti si panjul bawa DVD Bokep baru tuh. Film nya asian sex diary, yang mainnya pake jilbab dan cadar loh
Irfan : wihhh mantep… gue tunggu..

Air mata ku tak terbendung. Ternyata adik ku berniat jahat pada ku. aku tak tahu harus bagaimana..

EPISODE 11

Di pos kamling daerah perumahan Pak Endang

Pak Endang : ilmu lo gak berhasil. Masa sampe sekarang si Dinda masih gak datang ke kita
Mimin : iya jelas gak berhasil lah. Yang kena garem nya kan bukan si Dinda tapi mbak mbak yang pake cadar itu
Pak Endang : ah serius loh?
Mimin : iyalah. 
Pak Juned : tau dari man lo kalo yang kena itu si mbak cadar itu?
Mimin : pas gue baca mantra, yang kelihatan gelisah itu kayaknya si mbak cadar itu. si Dinda mah tenang tenang aja.
Pak Endang : terus kenapa lo gak terusin? Ya kerjain lagi, kan kalo gak dapet si Dinda nya, lebih beruntung kalo kita dapet yang cadar. Lebih bikin penasaran.
Mimin : kirain pada gak mau.. soalnya takut kalo dibalik cadarnya ternyata gak ada cantik cantiknya
Pak Juned : kami kan mau nya yang tertutup rapet, bukan pura pura ditutup.
Mimin : oke deh, jadi kapan mau kita kerjain lagi?
Pak Juned : ya kalo bisa malem ini aja. 
Mimin : tapi mantra nya gak akan berlaku lagi kalo sasaran kita sudah berhubungan sex.
Pak Endang : kalo tuh akhwat belum nikah aman lah.. yang penting kita coba dulu. Emang nya kalo dia kena mantra, dia bakal ngapain?
Mimin : gue akan buat dia berjalan kesini sambil telanjang bullet
Pak Juned : wah gawat kalo ketahuan orang orang. gimana kalo malem ini kita bilang sama hansip gak usah jaga. Kita aja yang jaga, trus kita panggil si akhwat itu jam duaan pas udah agak sepi, gimana?
Mimin : setuju setuju.. dia akan gue buat merangkak sambil telanjang kesini.
Pak Endang : sisain jilbab dan cadarnya ya min..

POV Adinda 

Hari ini aku libur kuliah akan tetapi aku memiliki kelas yang harus ku ajar sore ini. Namun dengan alasan sakit, aku meminta izin untuk tidak mengajar. Seharian telanjang didalam kamar membuat ku merasa nyaman. Tak terasa aku telah tiga kali bermasturbasi dari pukul satu malam tadi, kemudian pukul enam dan barusan, pukul setengah delapan. Aku menemukan diriku semakin ketagihan dengan masturbasi. Jika sebelumnya aku ragu untuk menikmati masturbasi, namun kali ini aku melakukannya dengan lebih gila. Misalnya ku masukan pena kedalam vagina ku, atau botol lotion yang membuat aku merasa semakin binal dan liar. Nafsu syahwat ku semakin meninggi dan aku pun semakin nyaman telanjang seperti ini. Pagi ini, semua teman teman kos ku kuliah, satu orang mudik ke kampung nya karena ada keluarga nya yang meninggal dunia sehingga hanya ada aku saja disini, didalam tempat kos-kosan khusus wanita ini. Keadaan sepi begini membuat ku merasa jantung ku makin berdetak kencang. Entahlah, bagaimana bisa terpikir dalam benak ku untuk melakukan masturbasi diluar kamar setelah aku melihat bapak kos pergi keluar kerumah sakit karena istrinya terkena demam berdarah dan harus dirawat inap dirumah sakit. Pelan pelan ku buka pintu kamar dan terdengar lah suara pentungan mie ayam favorit ku. baiklah, aku akan makan terlebih dahulu. Seperti malam itu, aku hanya mengenakan jilbab yang menutupi hingga perut ku, lalu ku tambah kain jilbab segiempat yang melilit ke sekujur tubuh ku hingga mata kaki dank u tutup telapak kaki ku dengan kaus kaki krem. Dengan penuh percaya diri, aku melangkah keluar kamar sambil membawa mangkok. Nampaknya, apa yang terjadi padaku telah merubah diriku menjadi semakin binal. Saat aku mendekati penjual mie ayam ini, aku merasa terangsang. ahh apa kah yang harus ku perbuat? Jantung ku berdebar kuat terutama saat ku sadari ikatan kain jilbab ku ini terasa makin mengendur. Dan akhirnya, ikatan kain jilbab ini pun terlepas. Untung saja aku segera merapatkan kedua tangan ku pada tubuh ku sehingga kain itu tak langsung jatuh kebawah sehingga menyajikan pemandangan vagina dan paha seorang akhwat yang biasa ia lihat tertutup seluruh aurat nya.

Aku : mang, bisa bawain kedalam gak?
Penjual : loh gak apa neng? Kan laki laki dilarang masuk?
Aku : gak apa mang, gak ada orang juga. Semua nya kuliah
Penjual : iya deh neng

Ku sadari, tampak nya penjual mie ayam ini memperhatikan tubuh ku yang nyaris telanjang. Entah bagaimana, aku menjadi semakin terangsang dilihati seperti ini.

ku tutup gerbang kosan dan ku ajak penjual mie ayam langganan ku ini masuk kedalam sambil membawa mangkok sedangkan aku menahan kain jilbab ini agar tak merosot. Walaupun aku terangsang, tapi tak mungkin aku membiarkan laki laki tua ini menikmati tubuh ku apalagi sampai memperkosa ku. ku ajak dia masuk kedalam kamar ku dan meminta nya meletakan mangkok nya keatas meja kecil dikamar ku. ku lihat ia sangat canggung ketika masuk kedalam kamar ku. 

penjual : neng, saya tinggal dulu ya
aku : eh iya mang. Nanti kalo sudah, saya anterin mangkok nya.

ada rasa risih yang hadir saat selembar kain menempel ditubuh ku. aku merasa tak nyaman lalu ku lepas kain jilbab yang menempel di tubuh ku ini. Kini aku hanya memakai jilbab dan kaus kaki saja. Sebuah bisikan setan menghampiri ku, terpikir dalam kepala ku sebuah ide untuk makan di kursi luar dengan hanya telanjang saja. Rasanya benar benar membuat jantung berdebar debar. Ahh mungkin sesudah ini aku akan jalan jalan ke pasar dengan hanya memakai jilbab dan kain jilbab saja.
Posisi duduk ku membelakangi gerbang kosan sehingga siapapun yang masuk pasti ia akan melihat punggung ku yang masih terbalut jilbab. sesudah makan, aku belum berniat mengembalikan mangkok, malahan aku berimajinasi bagaimana jika kedua sumpit ini masuk kedalam vagina ku. akhirnya, ku masukan kedua sumpit itu kedalam vagina ku dan pelan pelan aku mendesah. Mataku terpejam menikmati tusukan sumpit didalam liang rahim ku. semakin ku tusuk kedalam, desahan ku makin mengeras. Ahhhh walaupun rasanya tak senikmat kontol bapak kos, tapi aku cukup tak kuat menahan kenikmatan dua buah sumpit yang memperkosa ku. dasar, Dinda si akhwat pelacur, begitulah kata dalam hatiku, aku merasa makin terangsang direndahkan begitu dan makin tak kuat menahan syahwat yang menguasai diriku. Aku terus menekan semakin dalam dan ketika orgasme ku semakin mendekati ujung pintu vagina ku, sebuah tangan yang kasar dan kekar menggenggam pergelangan tangan ku.

“balikin mangkok nya neng”

Aku terkejut mendengar suara itu. mataku terbuka dan kaget nya saat ku lihat bukan hanya penjual mie ayam yang berdiri diatas tubuh ku melainkan bapak kos yang sedang mengelus elus kontolnya dari luar celana jins nya. aku cepat cepat mencabut sumpit itu dari vagina ku dan menutupinya. Namun mereka sudah terlanjur terangsang karena melihat aktivitas seorang akhwat berjilbab panjang tengah bermasturbasi dan dengan binalnya ia bermasturbasi di tengah halaman kosan.



Bapak kos : bener kan apa kata saya, body nya yahud
Penjual : gila.. gak sabar mau ngontolin akhwat ini
Aku : apa apaan ini? Jangan sentuh saya atau saya teriak
Bapak kos : ah sudahlah lonte, kamu juga sudah berkali kali saya pake tapi gak pernah melawan nanti juga bakal keenakan. 
Penjual : nah kalo tadi pake dua sumpit, sekarang pake dua kontol ya neng
Aku : jangan macam macam pak. Kali ini saya serius. Saya akan lapor polisi.
Bapak kos : oy jul, percaya gak kalo akhwat ini tiap hari telanjang dikamarnya
Penjual : percaya banget, ini aja diluar kamar dia telanjang.
Bapak kos : goyangan nya mantep… kalo gak percaya coba aja deh

Dilecehkan dengan kata kata seperti itu, membuatku marah.. ahh bukan, aku bukan marah melainkan semakin terangsang dan senang. Tak dapat ku sembunyikan bahwa vagina ku makin basah dan putting ku mengeras. Kedua bapak tua ini memasukan tangan mereka kedalam jilbab panjang ku dan meremas payudara ku. ahhhh, aku mulai mendesah. Aku sangat menikmati perbuatan ini. Walaupun aku takut bagaimana melayani dua pria, tapi aku mencoba tetap terlihat tenang. Lagipula ada rasa penasaran bagaimana ukuran kontol bapak penjual mie ayam ini dan bagaimana jika dua kontol menikmati satu vagina milik sang akhwat yang sebelumnya sangat menjaga kesucian dan kehormatannya. Tangan mereka yang lain membuka resluiting celana mereka dan hadirlah dua kontol besar yang membuat ku makin berdebar debar. Kontol penjual mie ayam ternyata sangat besar, bahkan lebih besar daripada milik bapak kos. Apakah vagina ku bisa menampung kontol milik nya. 

Kedua tangan mereka masih sibuk bermain di payudaraku. Kadang diremas, di pelintir putting nya, ditarik tarik atau di tekan kedalam. Membuat ku tak mampu melawan dan hanya bisa pasrah menikmati rangsangan ini. Dada ku membusung keatas dan kedua tangan ku mengelus elus kontol mereka. Lalu dengan bergantian mereka menciumi bibir ku, menjilati wajahku dan menciumi leher ku yang masih terbalut dengan jilbab violet. Vagina ku dimainkan oleh kedua tangan mereka yang lain. Seakan tangan tangan mereka memperebutkan satu vagina mungil yang tak berbulu ini. Ku rasakan jari mereka yang kekar bergantian masuk kedalam vagina ku, namun kemudian mereka memasukan jari mereka secara bersamaan kedalam liang vagina ku yang semakin basah dan akhirnya aku mengalami orgasme dengan sangat nikmat dan luar biasa. Desahan ku makin tak terkendali entah apakah orang orang diluar sana bisa mendengar rintihan kenikmatan seorang akhwat yang telah gugur kesuciannya dan dinikmati oleh dua laki laki bagaikan seorang pelacur yang hanya dibayar dengan mie ayam.

Kemudian mereka berganti posisi, aku pun berposisi menungging dengan bertumpu pada kursi kayu. . Bapak kos mengarahkan wajahku mendekat ke kontolnya. Ia menggesek gesekan kontolnya kemuka ku. sementara dibelakang sana, penjual mie ayam sedang menggesek-gesekan kontolnya di lubang pantat ku.

Penjual : ahhh saya gemes sama pantatnya nih.. enak banget diremes
Bapak kos : ya sudahhhh.. masukin aja ahhhhh ke pantat nya.. 

Aku tak dapat berkata apapun karena bapak kos menekan kepala ku yang masih ditutupi oleh selembar jilbab dan kontolnya menggesek gesek wajah ku. dan dari belakang, aku merasakan bongkahan pantat ku diremas dengan kuat dan sebuah benda tumpul masuk kedalam lubang vagina ku. aku tak dapat berteriak karena bapak kos menekan kepala ku dengan sangat kuat ke batang kontolnya. Kontolnya yang besar membuat ku merasakan nikmat yang tak terkira disaat batang kontol itu menggesek gesek dinding vagina ku dan menyentuh ujung rahim ku. aku benar benar mirip seorang pelacur berjilbab yang tengah digarap oleh dua orang pelanggan nya. ditambah saat ku goyangkan pinggulku agar si penjual mie ayam yang berumur sekitar 50an ini merasa nikmat. Tak lama kemudian dari depan, bapak kos mengeluarkan sperma nya ke wajah ku dan mengenai jilbab ku. ia gunakan ujung jilbab ku untuk membersihkan kontolnya yang masih basah karena sperma. Sedangkan bapak kos terus menggenjot vagina ku dengan kasar dan aku tak mampu mengimbangi permainannya hingga aku mengalami multi orgasme. Ahhh nikmat rasanya. Aku telah lepas kendali, ku goyangkan pinggulku bersamaan dengan orgasme yang hebat ini dan kemudian tubuh ku dihempaskan oleh si penjual mie ayam ini ke tanah dan ia mengeluarkan sperma nya ke jilbab yang menutupi dada ku. aku terbaring di tanah yang ditutupi rumput gajah mini. Sekilas ku lihat di gerbang kos yang terbuka sebuah ujung jilbab panjang melambai cepat. Pertanda ada seseorang yang melihat permainan kami dari tadi dan pergi dengan buru buru saat ku menoleh kearah nya.

Di SEKOLAH

Andi : kakak lo gila, gue sampe gak tahan mau ngocok pas liat dia Cuma pake handuk.
Irfan : sudah ah jangan cerita cerita sama orang, ntar banyak yang mau ngeliat.
Andi : sumpah, apalagi pas dia jatuh depan gue terus handuk nya kesingkap. Toket nya gede juga ternyata. Gak nyangka bisa liat cewek jilbab panjang telanjang secara langsung
Yogi : emang lo gak pernah bayangin lo ngentot kakak lo ya? Atau liat kakak lo dientot orang? kayak cerita kak alya gitu?
Irfan : ya pernah tapi bukan sama kalian. 
Sandy : ngomong ngomong hari ini lo les gak? Kan bisa ketemu guru jilbaber kita, bu dinda. 
Irfan : nah kalo yang itu gue setuju buat di entot
Sandy : ya kalo gak ada OB kemarin, kita pasti udah berhasil ngentotin bu dinda.
Yogi : yang gue gak percaya itu kok bu dinda bawa dildo ya. Buat apa dia dildo.
Irfan : ya mungkin buat mukulin siswa nya yang nakal kayak kita kali.
Sandy : oh iya di, liat lagi dong foto kemaren. Yang di gue di hapus soalnya hp gue semalem dipake adek gue
Andi : foto yang mana?
Sandy : foto kakak nya Yogi nih
Andi : ohh yang dari belakang ini ya yang Cuma pake handuk. Nih idupin Bluetooth lo.
Yogi : fan, malam ini kita nginep tempat lo lagi ya. Gue bawa film bagus deh
Irfan : kakak gue pasti ribut kalo lo nginep terus
Yogi : ya kalo ribut perkosa aja fan.
Andi : hahaha.. kakak nya Irfan kalo di gangbang gimana ya
Irfan : ya sudah, lo pinter banget bikin gue jadi sange ke kakak gue sendiri. Tapi jangan bikin keributan ya. 
Yogi : rencana nya gue mau bikin keributan. Sumpah, malam ini gue mau perkosa kakak lo.
Irfan : silahkan kalo kalian bisa. Tapi gue gak ikut aja ah. Takut diusir sama kakak gue terus gue mau tinggal dimana.
Yogi : tenang, gue sudah siapin caranya supaya kakak lo mau dientot sama lo, bahkan dia yang nyuruh.
Irfan : ahh serius loh? 
Yogi : tunggu aja malem ini.


POV Azizah

Pikiran ku sangat suntuk. Aku masih tak percaya pada sikap adik ku yang telah menodai kehormataku dihadapan teman temannya serta menjadi kan diriku objek onani mereka. Di kantor, aku sedang sendirian. Staff bawahan ku sedang melakukan tugas mereka masing masing. Ya, aku bekerja di salah satu cabang salon muslimah terbesar di kota ini. Aku menjabat sebagai kepala cabang. Karena ini adalah salon muslimah maka tak ada laki laki yang boleh masuk kesini. aku juga merasa menyesal atas apa yang terjadi padaku saat menemani Dinda ke rumah Lastri yang malah membawaku pada derita syahwat dan masturbasi pertama ku di toilet SPBU.

Ku buka cadar ku, dan nampaklah wajah putih ku dengan pipi tembem. Pandangan ku menerawang ke langit langit ruangan pribadiku. Tak sadar, suasana sepi dan tenang ruangan ku membawa ku pada sebuah pertanyaan, bagaimana dinda menjalani aktifitas nya tanpa pakaian. Pastilah banyak laki laki yang menggoda nya. malang sekali nasib Dinda. Tiba tiba, ku rasakan tubuh ku menjadi gerah. Padahal Ac diruangan ini telah di setel suhu 16 derajat celcius. Tanpa sadar, aku malah membayangkan jika aku yang berada di posisi dinda. Bukannya memikirkan bagaiamana agar masalah yang dihadapi akhwat binaan ku itu selesai, malah aku membayangkan bagaimana para laki laki menggodanya. Pikiran ku pun malah tertuju pada rumah Lastri dan laki laki yang ku lihat disana. Ada rasa ingin menuju kesana. Tak tahu apa, hal ini membuat ku sangat ingin pergi ke rumah Lastri, bukan ke kosan Dinda.




Ahh mengapa vagina ku malah basah. Bagaimana bisa aku terangsang? dada ku pun tampak sesak karena payudara ku yang berukuran 36B tiba tiba mengeras dan membuat ia terjepit didalam bra hitam yang ku kenakan. Ahh posisi sendirian ku kini membuat ku bebas meremas remas payudara ku dari luar gamis ku. kaki ku pun telah mengangkang lebar seakan menanti ada nya penis yang menghujam nya. sabar Zii, bulan depan kamu akan mendapatkan semua ini. Bulan depan hasrat ini akan tersalurkan di jalan yang halal. Bukannya berhenti, aku malah makin dan terus meremas payudara ku. dalam hatiku bukan lagi menasehati diri sendiri tapi membayangkan apakah calon suami ku, mas Erwin cukup agresif untuk memuaskan ku? ahhh tidaaakk.. aku harus menjaga diriku dari perbuatan ini. Daripada aku tersiksa dalam kesendirian ini, lebih baik aku jalan jalan ke sekeliling kantor.

Semua staff ku sedang melayani para akhwat dan ummahat yang melakukan perawatan di salon ini. Mereka beralasan bahwa tampil cantik dihadapan suami adalah ibadah karena membuat suami menjadi senang. Aku pun langsung terpikir kelak jika aku sudah menikah, penampilan seperti apapun yang diinginkan mas Erwin pasti akan ku penuhi. Kemudian ku lihat ukhti Andra sedang sibuk melayani tamu yang minta dikeramas. Ketika ku lihat ukhti Andra, pikiran ku langsung tertuju pada dildo karena dial ah yang saat itu memperkenalkan ku dengan benda itu. tak ku duga, walaupun sudah mengalihkan aktifitas dan pikiran, aku masih tetap saja merasa terangsang. malah semakin ditengah keramaian, rangsangan ini malah makin menjadi jadi. Aku kembali ke ruangan pribadi ku dan tak sengaja aku menoleh ke arah ruang karyawan yang terbuka, ku lihat disana tergeletak tas yang mirip dengan milik ukhti Andra. Tak tahu mengapa, aku penasaran apakah dia membawa dildo. Dengan pelan pelan aku membuka tas nya dan sebuah dildo berukuran 15 cm berwarna pink ada didalam tas nya. tanpa pikir panjang, ku ambil dildo itu dan ku masukan kedalam jilbab ku agar tak ada yang melihat.

Sesampainya di ruangan pribadiku, aku mengamati bentuk dildo yang katanya mirip dengan bentuk kemaluan laki laki. Karena penasaran, aku mencari cari di google untuk memastikan kemiripan nya. setelah ku ketikn kata kunci penis, maka tampilah beberapa gambar di layar desktop ku. didalam pilihan gambar terkait, terdapat salah satu opsi “kontol besar” dan dengan rasa penasaran aku klik link tersebut dan ahhh aku menutup mulutku karena terkejut pada ukuran penis sebesar ini. Ada yang berwarna cokelat, hitam dan yang nampak urat urat nya membuat birahi ku makin naik dan memanas. Aku mendesah saat ku remas vagina ku yang masih tersembunyi dibalik pakaian muslimah ku. ku bandingkan dengan dildo yang ku pegang, ternyata bentuk nya sangat mirip Cuma beda warna dan ukurannya. Lalu aku berpikir bagaimanakah ukuran penis milik mas Erwin? Apakah aku perlu bertanya padanya? Ah jangan.. aku malu. Lebih baik ku nikmati saja dulu gambar gambar penis di layar computer kantor ku ini. Dengan sambil meraba raba vagina ku, aku terus fokus pada layar computer hingga suara BBM di hp ku tak ku hiraukan. Tubuh ku telah bersandar di kursi dan rok gamis ku telah ku naikan. Dildo yang ku curi dari tas ukhti Andra telah bermain di vagina ku. aku menggesek gesek kan kepala dildo itu di bagian tengah vagina ku. kemudian ketika sedang melakukan scrolling, ku lihat gambar dimana seorang wanita sedang di kelilingi laki laki dan mulutnya dimasuki sebuah penis. 



Karena penasaran, aku mengklik gambar itu dan ternyata itu adalah situs film porno yang tidak tersaring oleh Ippo-Chan. Ada banyak pilihan film porno disitus tersebut. Namun mataku tertju pada thumbnail yang menampilkan seorang wanita berjilbab dan berkacamata sedang melayani dua laki laki. Nampaknya nama yang tertera pada judul film tersebut adalah nama si wanita bintang porno ini yaitu Mia Khalifa. 

Dengan gemetar, aku menonton video tersebut secara streaming. Adegan adegan panas di film itu membuat ku makin bergairah. Sambil menonton, aku terus menggesek gesekan dildo itu kedalam vagina ku dengan lebih cepat. Suara desahan ku tak dapat ku kendalikan hingga terdengar sangat keras. untung nya ruangan ini adalah ruang kedap suara. Adegan sang wanita yang jarus melayani dua laki laki itu membuatku merasa berimajinasi liar, bagaimana jika nanti mas Erwin, ah bukan tapi kedua laki laki yang ku lihat di rumah Lastri itu menyetubuhi ku secara bersama sama dan dengan kasar. Ahhhh tidaaakkk.. mengapa aku seperti ini. Bukannya aku berhenti namun semakin aku sadar ini salah, aku semakin terangsang hebat dan mempercepat gesekan dildo di vagina ku. salah satu tangan ku meremas payudara ku dari luar gamis ku. ahhh sungguh nikmat nya.. semakin ku lakukan ini, semakin kenikmatan itu mengalir di otak ku, memberikan ku pengaruh untuk terus dan makin cepat melakukannya. Ide nakal ku pun kembali aktif, kini aku menghentikan gesekan pada vagina ku dan aku membuka seluruh pakaian ku kecuali kaus kaki. Aku telanjang sendirian di ruangan pribadi ku dan sebuah dildo curian yang beruntung menikmati tubuh suci perawan ku yang indah ini. Dildo itu kembali ku arah kan pada vagina tak berbulu yang telah banjir. Dan tangan kiri ku meremas kedua payudara ku secara bergantian. Posisi telanjang seperti ini membuatku makin gila dan menikmati seks mandiri yang ku lakukan. Gesekan dildo pun makin cepat dan aku pun mengalami orgasme. Cairan orgasme membasahi lantai kantor ku dan mengeluarkan aroma yang khas. Aku terengah engah menikmati sisa sisa orgasme dan ku rasakan nyeri di vagina ku. sesaat aku terdiam mengatur nafas ku dan meneteslah air mata dipipi ku.. oh Azizah, semua orang melihat mu begitu sholehah dan baik, tapi beginikan sikap seorang akhwat bercadar ditengah kesendirian nya. begitu hatiku berbisik dan membuat ku menyesali perbuatan ku. ku kenakan kembali pakaian ku dan aku berniat mengembalikan dildo ke dalam tas ukhti Andra, namun baru saja membuka pintu, ku lihat ukhti Andra berada didepan pintuku dan dengan cepat ku sembunyikan dildo itu kedalam jilbab ku.

Ukhti Andra : ukh, ana mau minta izin pulang ya. Soalnya ibu ana jatuh dikamar mandi.

Aku mengizinkan ia pulang, namun dildo ini masih berada di tangan ku. apakah aku harus menyimpannya?

catatan : saya gak bisa janji tapi kalo ada ide dan masukkan saya akan remake untuk episode 13 dan 14 nya nanti...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

adinda akhwat doyan 9(versi cya)

adinda akhwat doyan 8 ( remake versi cya)

adinda akhwat doyan 3 (repost)