adinda akhwat doyan 2 (repost)
EPISODE 4
(Lastri)
Keesokan harinya…………………………………………………………………………………..
Tangan kanan ku berpegangan pada besi pegangan di bus dan tangan kiri ku menahan salah satu ujung jilbab disebelah kiriku yang terangkat agar tak tersingkap dan memperlihatkan dadaku. Ditengah laju bus ini, ku rasakan sebuah tangan menggerayangi pantatku. Dengan cepat aku tangan kiriku bergerak mengambil jarum pentul yang ada dijilbab ku dan menusuk tangan nakal itu. dengan refleks tangan itu berhenti melecehkan ku.
Akhirnya aku tiba di kampus. Ku lihat jam tangan ku masih pukul 08:45. Aku menuju sekretariat organisasi ku dan tak ku temukan siapa siapa disana. Tampaknya mereka belum ada yang datang. Ketika aku masuk, aku dikejutkan dengan seorang ikhwan yang muncul tiba tiba dari area akhwat. Area ikhwan dan akhwat dibatasi oleh sebuah kain yang tingginya 2 meter hingga pergaulan diantara kami benar benar terbatas.
Aku : kak Angga? Kenapa dari tempat akhwat?
Angga : afwan, ana tadi habis nyari gelas. Ditempat ikhwan gak tau kemana gelasnya
Aku : oh begitu ya kak. Baiklah kak, permisi, dinda mau lewat dulu.
Jantung ku berdebar, aku tak dapat menahan pandangan ku saat berhadapan dengan Kak Angga, ketua organisasi rohis di kampus ini. Dengan pakaian koko putih dan janggut tipis di dagu nya, ia terlihat sangat tampan dan gagah. Aku sudah sangat mengagumi beliau sejak beliau menjadi panitia mahasiswa baru dikampusku. Bukan, aku bukan sekedar mengagumi nya, tapi aku juga mencintainya. Cinta yang ku biarkan diam dan tak satupun yang tahu tentang rasa ini. Setidaknya sebelum Dodi menyerang perasaanku kemarin, namun jika aku disuruh memiliih kak Angga atau Dodi, tentu aku memilih kak Angga, sebagai seorang yang bersahaja, sopan, dan mirip Khoirul Azzam di film Ketika Cinta Bertasbih. Ah walaupun aku harus hidup dengan mencabut rumput seharian untuk mencari nafkah, aku ikhlas asalkan itu bersama kak Angga yang ku cintai ini.
Menyadari aku yang hanya berdua dengan kak Angga di ruangan ini dan hanya dibatasi oleh selembar kain hijab berwarna hijau, aku ingin sekali mengajak beliau mengobrol segala hal. Ingin mengenal beliau lebih dekat tapi aku tak berani, sementara debar jantung ku memaksaku untuk menghilangkan segala rasa penasaran tentang nya. Ku beranikan diri tuk memulai percakapan, tiba tiba mbak Heni datang.
Mbak Heni adalah akhwat satu angkatan dengan kak Angga. Ia memiliki porsi badan yang agak gemuk dan tentu saja payudara yang juga lebih padat. Beliau memakai jilbab berwarna kuning dan pakaian kemeja orange dan rok kuning juga.
Mbak Heni : assalamualaikum, dari tadi ukh?
Aku : wa’alaikumsalam, eh mbak heni. Nggak juga mbak, baru kok.
Mbak Heni : gak kuliah ya?
Aku : nggak ada mata kuliah mbak, mbak?
Mbak Heni : ada tapi dosen nya gak masuk, oh iya, anti (bahasa arab, artinya kamu – kepada perempuan, biasa dipakai diantara lingkungan ikhwan dan akhwat) sudah tahu belum ada modus kejahatan baru?
Aku : apa mbak? Dinda belum tahu
Mbak Heni : gini, mbak dapet info nih di BBM, katanya ada kejahatan yang mengincar wanita berjilbab khususnya akhwat kayak kita
Aku : loh kenapa harus akhwat?
Mbak Heni : gak tau juga sih ukh, mereka biasanya beroperasi di angkutan umum, nah anti kan suka naik angkutan umum nih jadi anti harus hati hati.
Aku : memangnya bentuk kejahatan nya gimana mbak?
Mbak Heni : jadi si pelaku itu punya semacam ilmu hipnotis atau gendam atau entah apa pokoknya semacam sihir gitu. Nah kalo sudah kena ilmu nya itu, si penjahat akan melecehkan korbannya dan menyuruh korban nya mengeluarkan sperma si penjahat.
Mbak Heni merendahkan suaranya agar kak Angga tak mendengar percakapan kami. Mendengar pernyataan dari mbak Heni, aku teringat pada apa yang aku alami kemarin sewaktu diangkot. Aku disuruh mengocok penis dua laki laki, yang satu menggunakan tangan ku dan satu lagi dengan kaki ku.
Aku : hmmm tapi kan mbak, kalo angkot nya rame mereka pasti gak berani.
Mbak Heni : nah itu dia hebatnya mereka, mereka bisa buat seluruh penumpang disitu tertidur semua, biasanya mereka juga kerja sama dengan sopir atau kondektur nya.
Bisa jadi, apa yang terjadi padaku kemarin adalah tindak criminal seperti yang diceritakan oleh mbak Heni.
Mbak Heni : ukh? Helo ukh? Kok melamun?
Aku : nggg,, nggak mbak. Cuma agak ngantuk
Mbak Heni : hmm, kirain anti sakit. Udah yuk rapat nya udah mau mulai, yang lain sudah diruang rapat. Yang pasti kita harus hati hati saja ya.
Aku : iya mbak
Mbak Heni : nanti kalo sudah wisuda trus ada yang ngelamar terima saja ya, biar ada yang jagain. Hehehe
Aku : ihhh mbak apaan deh, kan mbak duluan
Mbak Heni : ya maksudnya itu tadi kalimat buat mbak. Hehehe.. udah yuk, buruan.
aku membuka pintu toilet dan ku lihat tidak ada orang kecuali tukang sapu kampus dengan tangan nya yang berada dibelakang pinggang.
Aku : kenapa gak pake toilet lain pak, ini kan toilet mahasiswa
Tukang sapu : bukan mau ke toilet neng, tapi ngasih ini
Ia menjulurkan tangan nya sambil memegang sebuah bra hitam dengan motif border bunga di cup nya.
Tentu saja aku kaget dengan apa yang ia pegang itu sekaligus malu.
Aku : bukan punya aku pak. Bapak gak usah kurang ajar ya
Aku langsung saja keluar dari toilet dan melangkah cepat menuju ruang rapat. Kemudian tukang sapu itu berteriak padaku
Tukang sapu : tadi bapak ngeliat apa yang neng lakukan didalam toilet, enak ya neng?
Akhirnya aku kembali ke ruang rapat dan kembali melihat kak Angga dengan cerdasnya membawa rapat. Sudah berapa lama aku ketinggalan rapat ini, ah aku tak peduli. Niat ku mengikuti rapat ini mungkin sudah berubah karena ingin melihat kak Angga sang pujaan hati.
Kemudian aku turun dari bus dan memasuki lorong menuju kosan ku. ku lihat keempat laki laki yang menggotong ku disaat aku pingsan sedang bermain kartu dipos kamling. Jantung ku berdebar kencang saat langkah kaki ku makin mendekati mereka. Ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk menyapa mereka. Dan akhirnya ku ikuti dorongan itu,
Aku : selamat sore pak, terima kasih ya atas bantuan nya kemarin
Pak Dudung : eh iya neng, sama sama. Kami seneng kok bisa bantu neng
Ku tinggalkan mereka dan bergegas menuju kosan ku.
Ku ambil handuk dan aku menuju kekamar mandi . ku lepas jilbab ku dan ku gantung di belakang pintu kamar mandi. kini tubuhku sudah telanjang bulat.
Selesai berpakaian, aku duduk ditepi kasur sambil menonton TV.
Seseorang : assalaamualaikum
Aku : wa’alaikumsalam, siapa?
Seseorang : Lastri, adik pak Endang
Lastri : din, boleh aku buka gamis ku disini?
Aku : ehmmmm, iya boleh, Las.
Lastri melarang ku memanggilnya dengan panggilan mbak,padahal usianya lebih tua dari mbak Heni.
Lastri melepas gamisnya dan menyisakan tanktop hitam dan celana legging hitam. Tubuh nya begitu bagus dan ramping, ditambah payudaranya yang ternyata sangat besar yang lebih terlihat dengan belahan nya sedikit mengintip dibalik tanktop ketatnya.
Lastri : kok liatin aku kayak gitu, din?
Aku : ah, gak apa mbak. Ternyata badan mbak bagus juga ya
Lastri : aku Cuma sering olahraga din.
Lastri memegang payudaranya dan sedikit menggoyangkannya.
Lastri : laki laki banyak yang suka perempuan dengan payudara besar, din. Maka nya aku suka terapi payudara aku biar suami ku nanti puas.
Dinda : ohh iya?
Aku canggung merespon perkataan nya yang mengarah ke hal yang lebih dewasa.
Lastri : kamu tau gak, ini dulu kak Endang loh yang suka remes pas aku SMA. Tiap gak ada orang dirumah dia suka remes payudara aku. Katanya biar suami aku suka nanti karena punya istri yang payudara nya besar
Aku bingung mau menjawab apa.
Lastri : mau ku ajari gimana besarin nya?
Muka ku memerah, aku tak menjawab apapun
Lastri : ciee kok muka nya merah? Gak usah malu din. Kita jaga rahasia kita saja ya.
Lastri mendekati ku dan berdiri di belakang ku. aku tak tahu apa yang akan ia lakukan sampai kedua telapak tangan nya menyentuh payudara ku dan meremasnya.
Lastri : nah remes gini bisa buat toket kamu tambah besar
Aku : apa? Toket?
Lastri : iya, toket, bukan payudara.
Tangan ku menggenggam kedua tangan Lastri yang masih bermain di kedua payudaraku dan ikut meremasnya agar lebih kuat.
Lastri : kamu mau lebih dengan pelan atau lebih cepat?
Aku : shhh ahhh lebih cepat laasss..
Lastri mempercepat remasan nya. sakit, tapi nikmat.
Tiba tiba ku singkirkan tangan Lastri dan buat ia sedikit marah.
Aku berbalik kearah Lastri dan menatap matanya. Dia pikir aku akan marah padanya namun ternyata aku mengangkat pakaian ku dan melepas bra ku. lastri pun membuka tanktop nya dan melepas bra nya. kami sudah sama sama telanjang dada. Dan aku semakin iri melihat payudaranya yang sebesar itu.
Aku : las, kenapa kamu juga buka baju?
Lastri : biar enak saja, din. Kamu nurut saja ya
Aku : tolong buat punya ku jadi sebesar punya mu y alas.
Lastri tak menjawab apapun melainkan langsung meremas payudara kiriku dan mengecup putting kiriku. Ohh baru ini ku rasakan nikmatnya putting ku dikecup.
Aku : ahh las kenapa di kecup? Ah enak las, apa ini bagian dari terapi juga?
Lastri : iya, din. Kamu diem saja ya, gak usah protes.
Aku membusungkan dada ku, tubuhku mengejang dan tangan kanan ku telah bermain main di vagina ku dari luar celana ku. ahhhh aku mendesah kecil menahan nikmat yang diberikan oleh Lastri. Lastri makin mengecup putting ku dengan sangat kuat membuatku tak tahan akan kenikmatan ini. Vagina ku makin basah dan tangan Lastri satunya pun telah aktif bermain di vagina ku bersama dengan tangan ku yang juga sudah bermain disana.
Lastri : din, gentian kamu remes punya aku juga ya
Lalu Lastri mengambil sesuatu dari tas yang ia bawa. Aku merasa asing dengan benda itu. bentuknya lonjong panjang dan berwarna hitam. Ukurannya sekitar 30cm. setelah lebih dekat, benda itu mirip dengan gambar penis yang ku lihat di internet kemarin.
Lastri : nah, dinda, kemarin aku lihat kamu lagi masturbasi dikamar ini. Sekarang aku beri kepuasan yang lebih hebat ya.
Aku : ahhh jangan.. jangan Lastri..
Lastri : jika kamu tak mau dimasukan, tak masalah, suatu saat kamu pasti akan mau. Sekarang, aku gesek gesekan di lobang nya dulu saja ya
EPISODE 5
Lastri : selamat pagi Dinda sayang, enak kan semalam?
Lastri : hari ini kamu kuliah?
Aku : iya, Las. Masuk jam 8. Tapi Cuma ada satu mata kuliah, sore nya mau ngajar bimbel.
Lastri : yaah, aku ditinggal dong
Aku : kan aku nanti pulang las.
Lastri mencium bibirku dan meremas payudara ku. tubuh kami masih sama sama telanjang dan mainan penis itu masih menancap di vagina Lastri.
Aku : ehmm, Las, emang itu gak sakit ya dimasukin kesitu?
Lastri : apa? Ini?
Sambil menunjuk ke mainan itu
Aku hanya mengangguk dengan penuh keheranan.
Lastri : kenapa gak coba sendiri?
Lastri memberikan benda itu yang salah satu ujungnya masih basah karena cairan vagina Lastri.
Aku menggelengkan kepala ku pertanda menolak untuk memasukan mainan itu. aku tak mau jika keperawanan ku hilang karena itu.
Lastri : ya sudah kalo belum mau, yuk kita mandi bareng.
Lastri menarik lengan kanan ku menuju kamar mandi. ia menutup pintu kamar mandi memeluk erat tubuhku.
Aku : ehmm, Las, aku takut
Lastri : takut apa sayang?
Aku : aku takut jika ini akan semakin jauh
Lastri : maksudnya?
Aku : aku gak mau menderita kelainan seksual, Las
Lastri : jadi kamu bilang aku punya kelainan gitu?
Aku : bukan gitu, tapi maksudku…
Lastri : aku masih suka sama cowok, kalo kamu gak percaya nanti aku perlihatkan aku lagi dientot sama cowok.
Aku : Lastri, jaga ucapanmu. Aku tak bermaksud seperti itu.
Lastri : aku Cuma mau bantu kamu memuaskan birahi kamu, aku juga sudah ingin disetubuhi oleh laki laki, tapi tak mungkin aku yang kesehariannya berpakaian syari malah minta dientot oleh kontol laki laki
Aku : sstttt, jangan bilang kata kata kotor itu Las. Maafkan aku
Lastri : aku tahu bagaimana rasanya menahan keinginan itu gak enak din, makanya aku mau berbagi kenikmatan ini dengan kamu, karena kita sama sama kebelet dientot. Kamu gak usah munafik, kamu pengen kan dientot?
Aku : i…iya las. Aku ingin di…
Lastri : di apa?
Aku : di entot
Lastri : di entot pake apa?
Aku : pake penis cowok
Lastri : penis? Apa itu penis?
Aku : ko…. Kontool
Lastri : coba ulangi kamu pengen apa?
Aku : aku pengen dientot pake kontol cowok
Ternyata apa yang ku katakan membuat aku terangsang. Sepertinya Lastri tahu hal itu dari nafas ku yang mulai tak beraturan. Ia lalu meraba raba vagina ku dengan sangat kasar. Aku meremas remas payiudara ku yang basah karena Lastri membasuhnya dengan air. Rasanya ingin sekali jika Lastri memasukan jarinya kedalam vaginaku tapi aku ragu, belum berani jika keperawananku hilang karena hubungan sesame jenis ini. Dengan sekuat kuatnya aku menahan diri agar tak sampai membiarkan Lastri memasukan jarinya kedalam vagina ku. tak membutuhkan waktu lama, cairan orgasme keluar dari vagihna ku. aku lemas dan tubuhku bertumpu pada tubuh Lastri. Lastri mencium pipiku dengan mesra. Aku makin terbuai oleh keadaan yang membawaku pada kenikmatan ini. Dan kami pun sama sama mandi dengan sesekali saling menyabuni tubuh kami masing masing.
Sesuai mandi, kami berdua keluar kamar mandi tanpa menggunakan penutup tubuh apapun. Aku sedikit merasa iri dengan tubuh Lastri yang memiliki payudara yang montok itu, sedangkan payudara ku tak seberapa. Walaupun ku rasa ukurannya agak sedikit lebih besar dari sebelumnya.
Lastri : kamu gak usah pake daleman ya din
Aku : hahhh? Gak mau. Malu kalo ketahuan orang
Lastri : ahh gak mungkin ketahuan lah. Aku juga dulu tiap hari gak pake bra jadi bisa gede gini nih
Ucapan Lastri sedikit mempengaruhi ku.
Aku : tapi…
Lastri : coba dulu deh, selama baju nya gak transparan dan ketat gak apa apa kok. Gak aka nada yang tahu
Aku : ehmmmm..
Lastri : nah ini lemari baju dalem kamu, kunci nya aku yang pegang mulai sekarang ya.
Aku : loh kok? Aku nanti gimana?
Lastri : yang penting toket kamu cepet gede
Aku : tapi Las…. Aku malu.. gak nyaman kalo gak pake daleman.
Lastri : sudah nurut aja. Nanti juga ketagihan kok gak pake daleman
Aku tak bisa berkata kata lagi. Pikiran ku sepertinya sudah dikuasai oleh Lastri. Aku hanya menurut meskipun sedikit kesal dalam hati.
Lastri memilihkan ku gamis biru muda dan kerudung instan biru tua. Setelah ku teguk the hangat dan sepiring roti, aku keluar kamar kos bersama dengan Lastri. Di gerbang kosan, kami berpisah. Lastri mengarah ke rumah pak Endang dan aku mengarah ke jalan raya.
Seperti kemarin, pak Yanto sedang duduk di warung kopi yang sama dan memandangi tubuhku. Apa dia tahu jika aku tak memakai dalaman. Ah tidak mungkin, pakaian ku sangat tertutup. Walaupun aku sangat risih dengan keadaan ini, tapi aku sedikit mulai menikmati disaat ada laki laki yang memandangi tubuhku. Aku juga tak memakai celana training dibalik gamis ku, sama seperti saat aku kerumah Dodi saat itu. betisku hanya terlindungi oleh kaus kaki yang tak begitu panjang kali ini karena kaus kaki yang telah ku buang akibat terkena sperma laki laki diangkot saat itu. jadi jika aku mengangkat kaki ku, betis putih ku pasti akan terlihat. Ada apa dengan ku, mengapa aku senang memamerkan tubuhku seperti ini.
sementara itu………….
POV Lastri
Lastri : ahhh abang enaaak banget.. aku kangen banget sama kontol abang
Endang : iyaa dek, abang juga kangen sama memek adek. Memek istri abang mah gak ada apa apanya
Lastri : masukin yang dalem baaaangg… terus bang aku mau keluaarr ahhhhh
Endang : iyaa deekkk ahhh kamu nakal bangeett ahhhh.. nanti kamu layani temen temen abang ya..
Lastri : iya abang.. ahhh abang ahh. Cepet baaannggg.. bikin aku hamil bang.. aaahhhhhhh
Endang : abang juga mauu keluaaarrrr ahhhhhh
Lastri : bang, aku sampai kapan mau pake baju kayak ini terus, gerah bang pake jilbab gede banget gini, kayak ibu ibu pengajian aja.
Endang : sampai dinda jadi semakin suka kontol hehehehe
Lastri : ah lama lah itu bang, kenapa gak abang perkosa aja dia kayak dulu abang perkosa aku?
Endang : kamu kan tau sendiri gimana dia, kalo dia teriak atau lapor polisi gimana? Bisa panjang urusannya.
Lastri : iya bang, dia kok kuat banget ya, padahal sudah aku buat terangsang banget tapi dia masih bisa nahan supaya memeknya gak dimasukin dildo.
Endang : nah tuh kan, yang gak bikin hamil aja dia masih bisa nolak, gimana yang bisa bikin hamil..
Lastri : emang yang bisa bikin hamil apaan bang?
Endang : ini nih, mainan kamu kan dek
Lastri : hehehe, iya.. hai kontol enaakkk… nanti bikin aku enak lagi yaa.. tapi kan disini banyak perempuan cantik, kok abang Cuma mau sama dia?
Endang : bapak bapak disini sudah sepakat, gak ada yang lebih cantik dan bikin penasaran selain si Dinda. Eh, dildo kamu mana? Mau abang masukin ke pantat adek nih
Lastri : hehehe, aku masukin di tas nya Dinda, bang. Terus sebelum berangkat kuliah tadi aku campur teh dan roti isi nya sama air minum yang mau dibawanya ke kampus dengan obat perangsang dosis tinggi alami dari kampung.
Endang : wah, pinter sekali adek abang ini. Dapet darimana itu dek?
Lastri : Dapet dari dukun di kampung, bang. Katanya bisa meningkatkan nafsu juga. Aku tadi minum juga kok bang. Hehehehehe
Endang : kamu emang bisa diandalkan.
Lastri : kata abang mau kasih hadiah istimewa kalo bisa buat Dinda jadi perempuan hobi kontol
Endang : iya dek, abang udah gak sabar mau liat dia keenakan dientot, trus dia mau abang suruh ngelayani semua temen abang juga biar dia jadi kayak kamu.
POV Dinda………………..
Dodi : selamat pagi, dinda
Aku : selamat pagi, dodi.
Ah tidak, ku tangkap mata dodi mengarah ke dada ku dan aku pun makin terangsang karena pandangan nya.
Aku : eh dod, dosen nya masuk gak ya?
Dodi : masuk kok, tadi aku lihat mobilnya
Padahal jika dosen nya tidak masuk aku ingin segera ke toilet untuk memuaskan hasratku ini.
Dodi : kok kamu kayak ada yang beda ya hari ini
Aku : beda apa dod?
Dodi : gak kok, mungkin karena aku belum pernah lihat kamu pake jilbab sama baju yang ini jadi kesannya lebih cantik.
Aku : ohh ya? Bisa aja kamu dod.
Apa? Apa yang ku jawab. Harusnya aku marah dipuji seperti itu, Karena jelas merendahkan kehormatan ku sebagai perempuan yang hanya boleh dipuji oleh suami ku saja. Tapi aku menanggapinya, bahkan dengan senyuman, dan lagi lagi vagina ku makin basah saat Dodi duduk disampingku dan memandangi payudaraku yang sedikit tercetak dari luar jilbab ku.
Ku pakai lagi gamisku dan ternyata didepan toilet mereka masih berkumpul. Mata mereka menatapi tubuh ku. ku rasa mereka mendengar desahan ku tadi, namun mengapa mereka semakin menatap ku begitu, sehingga membuat langkah ku terhenti dan aku hanya bisa berjalan dengan pelan di antara mereka.
Mahasiswa 1: mbak, habis ngapain di toilet, kok lama amat?
Aku : mau tau aja urusan pribadi orang
Mahasiswa 2 : di toilet itu kan gak ada airnya mbak. Masa mbak mau sih pake toilet itu
Aku : hmm, Cuma benerin jilbab kok.
Mahasiswa 3 : itu gamis mbak juga terbalik, yang luar didalem yang dalem diluar
Mahasiswa 1 : mbak bawa dildo ya?
(Lastri)
![]() |
| Lastri |
Akhwat itu berjalan dengan sangat cepat. Ingin aku mengejarnya namun aku sedang bertelanjang, hanya jilbab panjang ini saja yang menutupi tubuhku. Aku yakin sekali bahwa itu adalah Lastri, adik pak Endang yang baru tiba dari kampung. Tapi apa yang ia lakukan disini, di kosan ini, yang biasanya gerbang nya selalu tertutup. Apa mungkin ia ingin mengontrak di salah satu kamar disini dan kebetulan lewat depan kamar ku lalu menyaksikan aku bermasturbasi tadi? Aku juga yang salah mengapa aku melakukan itu ;agi dan lagi. Semoga saja ia tak melihat ku.
Keesokan harinya…………………………………………………………………………………..
Hari ini aku hendak berangkat ke kampus. Sebenarnya hari ini tidak ada mata kuliah tapi aku mendapat undangan rapat dari organisasi yang ku ikuti di kampus. Rapat nya dimulai pukul 10.00 dan saat ini masih pukul 08.00. ku sempatkan sarapan pagi dengan mie aya, langgananku untuk mengisi tenaga di hari ini. Setelah selesai sarapan, dengan gamis berwarna pink dan jilbab panjang hitam serta manset hitam, aku membuka pintu kamar kos ku. ku kenakan sepasang kaus kaki krem ku dan sepatu ceper ku yang berwarna krem juga. Disaat aku berjalan keluar gerbang kosan, Nampak di sebuah warung kopi milik Bu Juleha, sepasang mata menatap ku, siapa lagi jika itu bukan Pak Yanto, salah satu lelaki yang katanya menggotong tubuh ku disaat aku pingsan dan tak memakai pakaian dalam. Aku sedikit bisa memahami arti tatapan nya. Tatapan cabul yang berusaha menelanjangi ku. padahal kemarin ia telah membuka gamis bagian atas ku dan menumpahkan sperma nya dipayudaraku. Aku terus saja berjalan seolah tak tahu apa yang terjadi kemarin dan apa yang ada didalam pikirannya. Aku risih ditatap seperti itu, aku bukan wanita murahan yang mudahnya dipandangi seperti itu.
Sampai halte bis, aku menunggu sebuah bus menuju kampus ku yang tak lama kemudian bus itu pun tiba. Awalnya aku pikir bus akan penuh jam seperti ini, tapi ternyata tersisa ada dua kursi kosong dan aku memilih sebuah kursi di samping ibu ibu tua yang sedang membawa barang belanjaan. Bus melaju pelan. Hari ini tak begitu macet sehingga aku rasa akan tiba dikampus lebih awal. Kemudian bus berhenti dan naiklah seorang ibu hamil kedalam bus. Tak ada seorang pun yang rela memberikan tempat duduknya bahkan seorang laki laki malah sibuk menatap layar hp nya. Ibu itu terlihat bingung dan aku pun ragu karena semua yang berdiri adalah laki laki yang nampaknya mereka bekerja disatu tempat yang sama dan tubuh mereka kekar seperti kuli bangunan. Aku sedikit takut dengan mereka, namun apalah artinya ilmu agama yang ku pelajari selama ini jika aku membiarkan seorang ibu hamil berdiri di dalam bus hanya karena aku takut pada orang orang ini. Lalu aku berdiri dan mempersilahkan ibu itu duduk.
Tangan kanan ku berpegangan pada besi pegangan di bus dan tangan kiri ku menahan salah satu ujung jilbab disebelah kiriku yang terangkat agar tak tersingkap dan memperlihatkan dadaku. Ditengah laju bus ini, ku rasakan sebuah tangan menggerayangi pantatku. Dengan cepat aku tangan kiriku bergerak mengambil jarum pentul yang ada dijilbab ku dan menusuk tangan nakal itu. dengan refleks tangan itu berhenti melecehkan ku.
Akhirnya aku tiba di kampus. Ku lihat jam tangan ku masih pukul 08:45. Aku menuju sekretariat organisasi ku dan tak ku temukan siapa siapa disana. Tampaknya mereka belum ada yang datang. Ketika aku masuk, aku dikejutkan dengan seorang ikhwan yang muncul tiba tiba dari area akhwat. Area ikhwan dan akhwat dibatasi oleh sebuah kain yang tingginya 2 meter hingga pergaulan diantara kami benar benar terbatas.
Aku : kak Angga? Kenapa dari tempat akhwat?
Angga : afwan, ana tadi habis nyari gelas. Ditempat ikhwan gak tau kemana gelasnya
Aku : oh begitu ya kak. Baiklah kak, permisi, dinda mau lewat dulu.
Jantung ku berdebar, aku tak dapat menahan pandangan ku saat berhadapan dengan Kak Angga, ketua organisasi rohis di kampus ini. Dengan pakaian koko putih dan janggut tipis di dagu nya, ia terlihat sangat tampan dan gagah. Aku sudah sangat mengagumi beliau sejak beliau menjadi panitia mahasiswa baru dikampusku. Bukan, aku bukan sekedar mengagumi nya, tapi aku juga mencintainya. Cinta yang ku biarkan diam dan tak satupun yang tahu tentang rasa ini. Setidaknya sebelum Dodi menyerang perasaanku kemarin, namun jika aku disuruh memiliih kak Angga atau Dodi, tentu aku memilih kak Angga, sebagai seorang yang bersahaja, sopan, dan mirip Khoirul Azzam di film Ketika Cinta Bertasbih. Ah walaupun aku harus hidup dengan mencabut rumput seharian untuk mencari nafkah, aku ikhlas asalkan itu bersama kak Angga yang ku cintai ini.
Menyadari aku yang hanya berdua dengan kak Angga di ruangan ini dan hanya dibatasi oleh selembar kain hijab berwarna hijau, aku ingin sekali mengajak beliau mengobrol segala hal. Ingin mengenal beliau lebih dekat tapi aku tak berani, sementara debar jantung ku memaksaku untuk menghilangkan segala rasa penasaran tentang nya. Ku beranikan diri tuk memulai percakapan, tiba tiba mbak Heni datang.
Mbak Heni adalah akhwat satu angkatan dengan kak Angga. Ia memiliki porsi badan yang agak gemuk dan tentu saja payudara yang juga lebih padat. Beliau memakai jilbab berwarna kuning dan pakaian kemeja orange dan rok kuning juga.
Mbak Heni : assalamualaikum, dari tadi ukh?
Aku : wa’alaikumsalam, eh mbak heni. Nggak juga mbak, baru kok.
Mbak Heni : gak kuliah ya?
Aku : nggak ada mata kuliah mbak, mbak?
Mbak Heni : ada tapi dosen nya gak masuk, oh iya, anti (bahasa arab, artinya kamu – kepada perempuan, biasa dipakai diantara lingkungan ikhwan dan akhwat) sudah tahu belum ada modus kejahatan baru?
Aku : apa mbak? Dinda belum tahu
Mbak Heni : gini, mbak dapet info nih di BBM, katanya ada kejahatan yang mengincar wanita berjilbab khususnya akhwat kayak kita
Aku : loh kenapa harus akhwat?
Mbak Heni : gak tau juga sih ukh, mereka biasanya beroperasi di angkutan umum, nah anti kan suka naik angkutan umum nih jadi anti harus hati hati.
Aku : memangnya bentuk kejahatan nya gimana mbak?
Mbak Heni : jadi si pelaku itu punya semacam ilmu hipnotis atau gendam atau entah apa pokoknya semacam sihir gitu. Nah kalo sudah kena ilmu nya itu, si penjahat akan melecehkan korbannya dan menyuruh korban nya mengeluarkan sperma si penjahat.
![]() |
| heni |
Aku : hmmm tapi kan mbak, kalo angkot nya rame mereka pasti gak berani.
Mbak Heni : nah itu dia hebatnya mereka, mereka bisa buat seluruh penumpang disitu tertidur semua, biasanya mereka juga kerja sama dengan sopir atau kondektur nya.
Bisa jadi, apa yang terjadi padaku kemarin adalah tindak criminal seperti yang diceritakan oleh mbak Heni.
Mbak Heni : ukh? Helo ukh? Kok melamun?
Aku : nggg,, nggak mbak. Cuma agak ngantuk
Mbak Heni : hmm, kirain anti sakit. Udah yuk rapat nya udah mau mulai, yang lain sudah diruang rapat. Yang pasti kita harus hati hati saja ya.
Aku : iya mbak
Mbak Heni : nanti kalo sudah wisuda trus ada yang ngelamar terima saja ya, biar ada yang jagain. Hehehe
Aku : ihhh mbak apaan deh, kan mbak duluan
Mbak Heni : ya maksudnya itu tadi kalimat buat mbak. Hehehe.. udah yuk, buruan.
Diruang rapat, aku memilih duduk di kursi paling belakang karena tak mampu menahan gejolak hati disaat memandang kak Angga yang memimpin rapat. Jantung ku makin berdebar cepat dan aku merasa gugup hingga ingin sekali ke toilet. Aku minta izin pada kak Angga dengan gerogi dan cepat cepat ke toilet terdekat disitu. Karena aku memakai gamis, maka cukup sulit bagiki untuk mengeluarkan air seniku. Maka aku harus membuka celana training ku dulu dan menggantungnya di gantungan pintu toilet. Perasaan ku lega saat air seni mengalir dari lubang kemaluan ku, namun masih saja ada rasa mengganjal dari vagina ku. rasa yang sama seperti di kosan. Ah jangan, apakah aku terangsang? Karena melihat kak Angga? Bagaimana aku bisa terangsang karena dia, padahal dia sendiri saja tak merangsang ku dan tak berpenampilan yang aneh. Mengapa kini aku malah membayangkan bagaimana nanti jika kami menikah dan merayakan malam pertama kami dengan penuh cinta. Seperti biasa, vagina ku mulai basah dan jemari ku mulai bermain main disela sela lubang kenikmatan itu. aku terus mengelus vagina ku dengan jemari ku dengan pelan dan menggigit bibir ku agar tak terdengar desahan kenikmatan ku. apa yang terjadi, aku bermasturbasi di toilet kampus. Bagaimana jika ada yang mengintip seorang akhwat berpakaian syari dan yang kelihatan sangat alim ini sedang menikmati masturbasi nya. Tangan ku bertumpu pada tembok toilet dan tangan satunya meraba raba klitorisku. Rasanya lebih nikmat daripada masturbasi di kosan, sensasi nya terasa lebih menantang. Ku lepaskan celana dalam ku yang sedari tadi masih menggantung di tengah paha ku. karena nafsu yang begitu merajai, aku nekat melepas semua pakaian ku didalam toilet kampus yang berukuran nya 1.5 m x 1.5 m itu. ku gantungkan pakaian ku di gantungan yang sama tempat aku menggantung celana training ku. begitu juga dengan bra ku yang ku gantungkan secara asal ditempat yang sama. Kini aku telah telanjang bulat didalam toilet kampus dan memuaskan diriku dengan sepuas puasnya tanpa mengingat lagi berapa banyak orang yang lalu lalang didepan pintu toilet ini, kecuali kaus kaki selutut dan sepatu krem inilah yang menjadi penutup tubuhku. Gosokan demi gosokan jemari ku nikmati sedalam mungkin sambil vagina ku berdenyut pertanda aku telah dekat pada orgasme. Dan ku percepat gosokan tangan pada vagina ku dan akhirnya aku orgasme. Orgasme pertama yang ku alami ditempat umum. Kaki ku terasa lemas dan aku terduduk di lantai toilet yang kotor itu. tiba tiba, aku terkejut oleh suara pintu yang diketuk dengan kuat dan suara laki laki tua. Dengan buru buru aku mencari celana dalam ku yang ternyata terendam kedalam bak toilet karena hanya ku letakan dipinggir bak. Lalu aku cepat cepat memakai training dan ku cari bra ku, tapi tak ada. Bagaimana bisa, padahal tadi sudah ku gantung disini. Suara ketukan pintu makin terdengar keras, mungkin orang ini sudah kebelet atau apa, sudah ku suruh agar ia memakain toilet lain saja tapi ia tetap saja mengetuk pintu toilet itu. dengan terburu buru, aku tak bisa lagi mencari kemana bra ku. maka dengan segera saja aku memakai gamis dan jilbab. beruntungnya ini adalah jilbab semi instan hingga aku tak perlu repot memakainya, hanya butuh dua atau tiga jarum pentul untuk memakainya.
aku membuka pintu toilet dan ku lihat tidak ada orang kecuali tukang sapu kampus dengan tangan nya yang berada dibelakang pinggang.
Aku : kenapa gak pake toilet lain pak, ini kan toilet mahasiswa
Tukang sapu : bukan mau ke toilet neng, tapi ngasih ini
Ia menjulurkan tangan nya sambil memegang sebuah bra hitam dengan motif border bunga di cup nya.
Tentu saja aku kaget dengan apa yang ia pegang itu sekaligus malu.
Aku : bukan punya aku pak. Bapak gak usah kurang ajar ya
Aku langsung saja keluar dari toilet dan melangkah cepat menuju ruang rapat. Kemudian tukang sapu itu berteriak padaku
Tukang sapu : tadi bapak ngeliat apa yang neng lakukan didalam toilet, enak ya neng?
Aku tak menggubris perkataan nya dan untung lah tempat itu cukup sepi dan ia pun tak memperkosa ku. tapi satu pertanyaan ku, bagaimana ia bisa mendapatkan bra ku dan tahu apa yang aku lakukan. Ya, aku baru ingat, aku tak menggantung bra itu dengan benar dan kemungkinan terjatuh, sementara itu pintu toilet itu berjarak sejengkal dari lantai, bisa jadi dari sana ia melihat ku. tapi mengapa aku tak memikirkan itu sebelumnya hingga akhirnya ada yang melihat ku melakukan perbuatan itu. dan sekarang aku sudah tak memakai bra lagi, untuk kedua kali nya tak memakai dalaman diluar kamar. Dan upsss, celana dalam ku, bukan kah tadi masih basah dan ku sampirkan di pinggir bak air? Ohh tidak, jika tukang sapu cabul itu menemukannya, tamatlah riwayatku. Ia pasti akan berpikir aku tak memakai apa apalagi dan bagaimana jika ia memerasku agar mau mengembalikan pakaian dalam ku. semoga saja tidak, dan semoga saja ia tidak mengenaliku. Kini aku hanya tinggal memakai gamis pink berbahan Jersey dan jilbab hitam yang juga berbahan jersey. Sengaja aku memakai pakaian dengan bahan ini karena cuaca yang agak panas tapi malangnya aku karena bahan jersey ini lentur dan mencetak bentuk tubuh sehingga pantat dan payudara ku tercetak bulat dengan putting yang agak terlihat. Apakah aku kembali dan meminta bra ku dari manusia mesum tadi? Lalu apa yang akan ku katakan? Ah tak perlu, aku bisa menutupi dada ku dengan tas ransel ku yang berada diruang rapat dan aku cukup berjalan agak cepat saja agar tak ada orang yang menyadari. Ku rasa, semenjak aku senang bermasturbasi, payudara ku Nampak sedikit lebih besar dari sebelumnya. Dengan jalan ku yang agak cepat, payudara ku bergoyang goyang dan menyebabkan gesekan pada putting nya dengan kain gamis ku hingga buat ku merasa geli pada bagian tersebut.
Akhirnya aku kembali ke ruang rapat dan kembali melihat kak Angga dengan cerdasnya membawa rapat. Sudah berapa lama aku ketinggalan rapat ini, ah aku tak peduli. Niat ku mengikuti rapat ini mungkin sudah berubah karena ingin melihat kak Angga sang pujaan hati.
Sepulang rapat, aku lagi lagi harus berdiri di bus karena terlalu ramai. Bau keringat dan asap rokok hampir buat ku ingin pingsan. Tapi satu yang ku lupa, yaitu meletakan tas ku kedepan dada hingga payudara ku yang tercetak dari luar jilbab ku bergoyang goyang seiring dengan goyangan bus. Banyak mata mata lelaki yang memandangi nya dengan nafsu dan buat ku sedikit risih, atau terangsang? Padahal pagi tadi aku melawan seseorang yang berusaha melecehkan ku di bus tapi kini aku merasa suka diperhatikan seperti ini, terbukti dari tangan ku yang tadi berusaha menutupi dada ku kini keduanya bergantungan pada besi gantungan di bus ini hingga membuat sisi kanan dan kiri jilbabku terangkat dan payudaraku makin terekspos. Mungkin karena masih sedikit tersisa nafsu syahwat didalam diriku aku menjadi suka memamerkan tubuhku, tapi jika harus berpakaian terbuka aku tak akan berani. Cukup seperti ini saja yang aku berani.
Kemudian aku turun dari bus dan memasuki lorong menuju kosan ku. ku lihat keempat laki laki yang menggotong ku disaat aku pingsan sedang bermain kartu dipos kamling. Jantung ku berdebar kencang saat langkah kaki ku makin mendekati mereka. Ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk menyapa mereka. Dan akhirnya ku ikuti dorongan itu,
Aku : selamat sore pak, terima kasih ya atas bantuan nya kemarin
Pak Dudung : eh iya neng, sama sama. Kami seneng kok bisa bantu neng
Ku tinggalkan mereka dan bergegas menuju kosan ku.
Ku ambil handuk dan aku menuju kekamar mandi . ku lepas jilbab ku dan ku gantung di belakang pintu kamar mandi. kini tubuhku sudah telanjang bulat.
Ku guyur air menggunakan timba mulai dari ujung kepala ku. terasa segar sekali. Ku pastikan seluruh bagian tubuhku terbasuh oleh air dan juga sabun. Setelah selesai mandi, aku segera keluar kamar dan ku pakai pakaian dalam lalu kemudian ku ambil rok panjang berwarna biru dan kaos lengan panjang berwarna kuning.
Selesai berpakaian, aku duduk ditepi kasur sambil menonton TV.
Seseorang : assalaamualaikum
Aku : wa’alaikumsalam, siapa?
Seseorang : Lastri, adik pak Endang
Aku gugup ketika ku tahu itu adalah Lastri. Kenapa ia datang kemari, apakah ia ingin berbicara soal yang kemarin, atau kah ada keperluan lain. Ah sudahlah, dengan sesame akhwat tak baik saling berburuk sangka. Ia pasti punya niat baik datang kesini. Aku langsung membuka pintu dan mempersilahkan ia masuk.
Ku persilahkan ia duduk diatas karpet ambal di kamar ku yang bergambar kartun Winnie The Pooh. Obrolan hangat pun terjadi antara kami, walau baru beberapa jam mengenal kami begitu cepat akrab dan membuat ku lupa akan kekhawatiran ku tentang kemungkinan Lastri yang melihat ku masturbasi kemarin siang. Ternyata Lastri pindah ke kota karena mendapat panggilan kerja disini dan ia pun berniat untuk mengontrak salah satu kamar kos ditempat ini. Ya, aku sangat senang jika ada seorang akhwat yang mengontrak disini. Lastri tak mau tinggal serumah dengan Pak Endang, karena trauma masa lalu nya dimana ketika ia masih SMA kelas X ia pernah digerayangi oleh kakak nya sendiri, yaitu Pak Endang ketika ia sedang tidur siang. Tak hanya itu, ia pun sering dipaksa memuaskan nafsu syahwat kakak kandung nya dengan mengocok penisnya lalu menumpahkan sperma nya ke wajah Lastri. Tak ku sangka Lastri berani bercerita masalah itu padaku dan ku lihat ia cukup tegar, tak ada air mata atau ekspresi penyesalan yang ku lihat diwajahnya tatkala mengenang masa kelam itu.
Ia meminta izin untuk menginap semalam bersama ku mala mini. Tentu saja aku tak menolak karena aku bisa memiliki teman mengobrol malam ini. Ketika malam hampir tiba, ku kunci pintu dan jendela dank u tutup gorden dengan rapat. Saat aku menoleh kearah Lastri, ia sudah melepas jilbab panjang putih nya dan hanya tinggal memakai gamis hijau muda dan kaos kaki krem nya. tak salah memang jika seorang akhwat melepas jilbab nya didepan akhwat lain namun aku sedikit terkejut ternyata Lastri memiliki rambut yang indah. Rambutnya panjang sepunggung dan payudara nya lebih besar dari miliku. Dengan pakaian longgar yang ia gunakan, payudara nya masih terlihat besarnya.
Lastri : din, boleh aku buka gamis ku disini?
Aku : ehmmmm, iya boleh, Las.
Lastri melarang ku memanggilnya dengan panggilan mbak,padahal usianya lebih tua dari mbak Heni.
Lastri melepas gamisnya dan menyisakan tanktop hitam dan celana legging hitam. Tubuh nya begitu bagus dan ramping, ditambah payudaranya yang ternyata sangat besar yang lebih terlihat dengan belahan nya sedikit mengintip dibalik tanktop ketatnya.
Lastri : kok liatin aku kayak gitu, din?
Aku : ah, gak apa mbak. Ternyata badan mbak bagus juga ya
Lastri : aku Cuma sering olahraga din.
Lastri memegang payudaranya dan sedikit menggoyangkannya.
Lastri : laki laki banyak yang suka perempuan dengan payudara besar, din. Maka nya aku suka terapi payudara aku biar suami ku nanti puas.
Dinda : ohh iya?
Aku canggung merespon perkataan nya yang mengarah ke hal yang lebih dewasa.
Lastri : kamu tau gak, ini dulu kak Endang loh yang suka remes pas aku SMA. Tiap gak ada orang dirumah dia suka remes payudara aku. Katanya biar suami aku suka nanti karena punya istri yang payudara nya besar
Aku bingung mau menjawab apa.
Lastri : mau ku ajari gimana besarin nya?
Muka ku memerah, aku tak menjawab apapun
Lastri : ciee kok muka nya merah? Gak usah malu din. Kita jaga rahasia kita saja ya.
Lastri mendekati ku dan berdiri di belakang ku. aku tak tahu apa yang akan ia lakukan sampai kedua telapak tangan nya menyentuh payudara ku dan meremasnya.
Lastri : nah remes gini bisa buat toket kamu tambah besar
Aku : apa? Toket?
Lastri : iya, toket, bukan payudara.
Lastri meremas payudara ku dengan sangat pelan dan lembut. Rasanya jauh lebih nikmat saat aku meremas payudara ku sendiri. Ahhh Lastri tidak hanya meremas toket ku tapi ia juga mencium tengkuk ku yang tak terbalut jilbab. geli, nikmat dan ahhh tak bisa diungkapkan dengan kata kata. Mungkin ini alasan banyak orang yang berpacaran dan kemudian terjerumus pada sex pra nikah. Tapi, kini aku melakukan ini dengan seorang wanita, bukan laki laki. Bukan kah ini lebih salah dan menyalahi fitrah ku sebagai manusia? Tidak, ini tidak salah. Aku melakukan ini bukan untuk bersenang senang, bukan juga untuk berzina melainkan untuk melakukan terapi pembesaran payudara ku agar suami ku kelak senang. Ya, ini benar, bukankah seorang istri wajib mempercantik dirinya demi kepuasan sang suami.
Tangan ku menggenggam kedua tangan Lastri yang masih bermain di kedua payudaraku dan ikut meremasnya agar lebih kuat.
Lastri : kamu mau lebih dengan pelan atau lebih cepat?
Aku : shhh ahhh lebih cepat laasss..
Lastri mempercepat remasan nya. sakit, tapi nikmat.
Tiba tiba ku singkirkan tangan Lastri dan buat ia sedikit marah.
Aku berbalik kearah Lastri dan menatap matanya. Dia pikir aku akan marah padanya namun ternyata aku mengangkat pakaian ku dan melepas bra ku. lastri pun membuka tanktop nya dan melepas bra nya. kami sudah sama sama telanjang dada. Dan aku semakin iri melihat payudaranya yang sebesar itu.
Aku : las, kenapa kamu juga buka baju?
Lastri : biar enak saja, din. Kamu nurut saja ya
Aku : tolong buat punya ku jadi sebesar punya mu y alas.
Lastri tak menjawab apapun melainkan langsung meremas payudara kiriku dan mengecup putting kiriku. Ohh baru ini ku rasakan nikmatnya putting ku dikecup.
Aku : ahh las kenapa di kecup? Ah enak las, apa ini bagian dari terapi juga?
Lastri : iya, din. Kamu diem saja ya, gak usah protes.
Aku membusungkan dada ku, tubuhku mengejang dan tangan kanan ku telah bermain main di vagina ku dari luar celana ku. ahhhh aku mendesah kecil menahan nikmat yang diberikan oleh Lastri. Lastri makin mengecup putting ku dengan sangat kuat membuatku tak tahan akan kenikmatan ini. Vagina ku makin basah dan tangan Lastri satunya pun telah aktif bermain di vagina ku bersama dengan tangan ku yang juga sudah bermain disana.
Lastri : din, gentian kamu remes punya aku juga ya
Aku yang telah terbuai dengan terapi ini hanya menuruti perintah Lastri. Kami sudah sama sama berbaring di atas kasur dan tangan ku meremas payudara besar milik Lastri. Lastri pun meremas payudara ku dan merapatkan selangkangan nya ke selangkangan ku lalu menggesek gesekanya. Inilah kenikmatan dahsyat yang pernah ku rasakan. Kemudian Lastri menghentikan remasan nya di payudaraku dan merubah posisi menjadi menciumi vagina ku dari luar celana ku. yahhh nikmat sekali. Geli, nikma dan basah. Lastri melepaskan celana ku, awalnya ku tahan tangan Lastri agar tak sampai berbuat demikian. Aku tahu jika ini akan berakhir seperti ini tapi kenapa harus dengan Lastri, seorang wanita? Apakah aku berjiwa lesbian? Kekuatan tangan ku kalah dan akhirnya celana ku telah terlepas dari pinggulku. Pertama kali nya aku telanjang didepan orang lain dan itu bukanlah suamiku melainkan seorang wanita. Aku telah pasrah. Apa yang akan ia lakukan. Disatu sisi tubuhku menolak perbuat lesbian ini, disatu sisi yang lain aku menanti tindakan selanjutnya dari Lastri yang buat ku makin merasakan nikmat dunia. Lastri pun telah melepas semua pakaian nya tanpa sisa dan kini ada dua orang wanita bertelanjang diatas kasur dan ironisnya, kedua wanit itu adalah akhwat yang selalu menjaga kesucian nya.
Lalu Lastri mengambil sesuatu dari tas yang ia bawa. Aku merasa asing dengan benda itu. bentuknya lonjong panjang dan berwarna hitam. Ukurannya sekitar 30cm. setelah lebih dekat, benda itu mirip dengan gambar penis yang ku lihat di internet kemarin.
Lastri : nah, dinda, kemarin aku lihat kamu lagi masturbasi dikamar ini. Sekarang aku beri kepuasan yang lebih hebat ya.
Aku : ahhh jangan.. jangan Lastri..
Aku halangi vagina ku dengan kedua telapak tangan ku namun ia memukul pipi ku dengan mainan penis nya itu. ia beranjak mengambil bra ku yang terjatuh dilantai dan mengikat tangan ku dengan bra itu. aku tak bisa melawan lagi, ditambah ketika ia menyumpalkan celana dalam ku kedalam mulutku. Aku pasrah. Aku tak mampu berbuat apa apa lagi. Aku tak menyangka jika Lastri ternyata sejahat ini.
Lastri memasukan mainan penis itu kedalam lubang vagina nya disertai desahan seksi nya sambil ia goyangkan pinggulnya. Dan diujung mainan penis itu terdapat kepala penis yang sama dengan yang berada didalam vagina Lastri. Lastri mengarahkan kepala mainan itu ke lubang vagina ku namun aku segera merapatkan kedua paha ku agar mainan itu tak masuk kedalam vagina ku.
Lastri : jika kamu tak mau dimasukan, tak masalah, suatu saat kamu pasti akan mau. Sekarang, aku gesek gesekan di lobang nya dulu saja ya
Lastri menempelkan mainan itu kedepan vagina ku dan menggesek geseknya. Antara nikmat dan sakit, penasaran dan bersalah bersandar didalam hatiku sehingga apa yang aku lakukan malah menggerakan pinggulku. Setiap mainan penis itu menggosok vagina ku, mainan itu juga makin menancap kedalam vagina Lastri dan membuat ia semakin mendesah. Bagaimana jika desahan nya terdengar oleh orang dikamar sebelah atau diluar?
Gesekan mainan itu makin cepat. Lastri makin mempercepat goyangan nya dan begitu juga aku. Ia meremas remas payudara ku dengan sangat gemas dan membuat ku hampir orgasme. Gerakan kami makin berlomba seakan seakan sedang beradu mengejar orgasme dan akhirnya aku orgasme lebih dulu. Orgasme yang lebih berkesan nikmat sekaligus merasa bersalah. Sementara Lastri memindahkan posisi tubuhnya dan mendekatkan vagina nya yang masih tertancap penis mainan itu ke wajah ku. ia ambil celana dalam yang ia gunakan menyumpal mulut ku. lalu ia paksa aku memasukan mainan penis itu kedalam mulutku dan ia mendorong dorong mainan itu kedalam mulutku hingga akhirnya ia orgasme dan cairan vagina nya menyemprot mengenai wajahku.
Aku terbatuk saat ia mencabut mainan itu dari mulutku dan ia berbaring di samping tubuhku. Aku menyesali perbuatan ini dan perlahan mata ku terpejam hingga di pagi hari aku terbangun dengan keadaan tangan masih terikat bra dan Lastri yang masih tertidur disampingku dengan masih telanjang dan penis mainan yang juga masih tertancap di vagina nya. ku sentuh penis mainan itu dank u teringat kembali kepada penis preman yang menghipnotisku. Nampaknya ini adalah fase dimana kebinalanku makin menjadi jadi.
EPISODE 5
Lastri : selamat pagi Dinda sayang, enak kan semalam?
![]() |
| adinda |
Aku menoleh pada Lastri yang baru saja bangun. Rambutnya berantakan dan terlihat sangat seksi. Aku hanya tersenyum menatapnya karena tak tahu apakah aku menikmatinya atau ingin menyudahinya, namun aku merasa sangat berat jika harus menyuruh Lastri keluar dari kamar ku. ingin nya hari ini libur kuliah dan berduaan dengan nya disini. Tunggu, apakah aku sudah terkena kelainan seksual? Apakah aku telah menjadi seorang lesbian? Jika benar, bagaimana dengan perasaanku yang menggebu kepada kak Angga yang selama ini selalu ku doakan menjadi suami ku kelak? Tapi, aku sangat menikmatinya. Jujur, aku merasa ketagihan pada nikmatnya hubungan sejenis ini, hubungan yang tak akan membuat kesucian ku terhempas dan membuat ku hamil. Ah tapi bukankah ini dosa? Ya ini dosa, tapi berhubungan dengan laki laki juga dosa. Meski ku akui belakangan ini aku sering berfantasi adanya seseorang yang menjamah tubuhku dan berbagi kenikmatan bersama diriku. Bukankah jika aku melampiaskan semua ini pada laki laki malah aku akan beresiko hamil sebelum nikah dan akan mencoreng nama baik keluarga ku? tapi jika berhubungan sesama jenis, aku jadi lebih bebas menjelajahi kenikmatan seksual. Ah bukannya baru minggu kemarin aku mengatakan menentang program pemerintah AS tentang LGBT tapi sepertinya sekarang aku menjadi pengikut gerakan itu. ehmm, asalkan aku tetap bisa menjaga diriku dan tidak membiarkan mainan penis itu masuk kedalam vagina ku, ku rasa ini semua aman aman saja. Lagipula aku tak mungkin jatuh cinta pada wanita. Cintaku hanya untuk kak Angga saja.
Lastri : hari ini kamu kuliah?
Aku : iya, Las. Masuk jam 8. Tapi Cuma ada satu mata kuliah, sore nya mau ngajar bimbel.
Lastri : yaah, aku ditinggal dong
Aku : kan aku nanti pulang las.
Lastri mencium bibirku dan meremas payudara ku. tubuh kami masih sama sama telanjang dan mainan penis itu masih menancap di vagina Lastri.
Aku : ehmm, Las, emang itu gak sakit ya dimasukin kesitu?
Lastri : apa? Ini?
Sambil menunjuk ke mainan itu
Aku hanya mengangguk dengan penuh keheranan.
Lastri : kenapa gak coba sendiri?
Lastri memberikan benda itu yang salah satu ujungnya masih basah karena cairan vagina Lastri.
Aku menggelengkan kepala ku pertanda menolak untuk memasukan mainan itu. aku tak mau jika keperawanan ku hilang karena itu.
Lastri : ya sudah kalo belum mau, yuk kita mandi bareng.
Lastri menarik lengan kanan ku menuju kamar mandi. ia menutup pintu kamar mandi memeluk erat tubuhku.
Aku : ehmm, Las, aku takut
Lastri : takut apa sayang?
Aku : aku takut jika ini akan semakin jauh
Lastri : maksudnya?
Aku : aku gak mau menderita kelainan seksual, Las
Lastri : jadi kamu bilang aku punya kelainan gitu?
Aku : bukan gitu, tapi maksudku…
Lastri : aku masih suka sama cowok, kalo kamu gak percaya nanti aku perlihatkan aku lagi dientot sama cowok.
Aku : Lastri, jaga ucapanmu. Aku tak bermaksud seperti itu.
Lastri : aku Cuma mau bantu kamu memuaskan birahi kamu, aku juga sudah ingin disetubuhi oleh laki laki, tapi tak mungkin aku yang kesehariannya berpakaian syari malah minta dientot oleh kontol laki laki
Aku : sstttt, jangan bilang kata kata kotor itu Las. Maafkan aku
Lastri : aku tahu bagaimana rasanya menahan keinginan itu gak enak din, makanya aku mau berbagi kenikmatan ini dengan kamu, karena kita sama sama kebelet dientot. Kamu gak usah munafik, kamu pengen kan dientot?
Aku : i…iya las. Aku ingin di…
Lastri : di apa?
Aku : di entot
Lastri : di entot pake apa?
Aku : pake penis cowok
Lastri : penis? Apa itu penis?
Aku : ko…. Kontool
Lastri : coba ulangi kamu pengen apa?
Aku : aku pengen dientot pake kontol cowok
Ternyata apa yang ku katakan membuat aku terangsang. Sepertinya Lastri tahu hal itu dari nafas ku yang mulai tak beraturan. Ia lalu meraba raba vagina ku dengan sangat kasar. Aku meremas remas payiudara ku yang basah karena Lastri membasuhnya dengan air. Rasanya ingin sekali jika Lastri memasukan jarinya kedalam vaginaku tapi aku ragu, belum berani jika keperawananku hilang karena hubungan sesame jenis ini. Dengan sekuat kuatnya aku menahan diri agar tak sampai membiarkan Lastri memasukan jarinya kedalam vagina ku. tak membutuhkan waktu lama, cairan orgasme keluar dari vagihna ku. aku lemas dan tubuhku bertumpu pada tubuh Lastri. Lastri mencium pipiku dengan mesra. Aku makin terbuai oleh keadaan yang membawaku pada kenikmatan ini. Dan kami pun sama sama mandi dengan sesekali saling menyabuni tubuh kami masing masing.
Sesuai mandi, kami berdua keluar kamar mandi tanpa menggunakan penutup tubuh apapun. Aku sedikit merasa iri dengan tubuh Lastri yang memiliki payudara yang montok itu, sedangkan payudara ku tak seberapa. Walaupun ku rasa ukurannya agak sedikit lebih besar dari sebelumnya.
Lastri : kamu gak usah pake daleman ya din
Aku : hahhh? Gak mau. Malu kalo ketahuan orang
Lastri : ahh gak mungkin ketahuan lah. Aku juga dulu tiap hari gak pake bra jadi bisa gede gini nih
Ucapan Lastri sedikit mempengaruhi ku.
Aku : tapi…
Lastri : coba dulu deh, selama baju nya gak transparan dan ketat gak apa apa kok. Gak aka nada yang tahu
Aku : ehmmmm..
Lastri : nah ini lemari baju dalem kamu, kunci nya aku yang pegang mulai sekarang ya.
Aku : loh kok? Aku nanti gimana?
Lastri : yang penting toket kamu cepet gede
Aku : tapi Las…. Aku malu.. gak nyaman kalo gak pake daleman.
Lastri : sudah nurut aja. Nanti juga ketagihan kok gak pake daleman
Aku tak bisa berkata kata lagi. Pikiran ku sepertinya sudah dikuasai oleh Lastri. Aku hanya menurut meskipun sedikit kesal dalam hati.
Lastri memilihkan ku gamis biru muda dan kerudung instan biru tua. Setelah ku teguk the hangat dan sepiring roti, aku keluar kamar kos bersama dengan Lastri. Di gerbang kosan, kami berpisah. Lastri mengarah ke rumah pak Endang dan aku mengarah ke jalan raya.
Seperti kemarin, pak Yanto sedang duduk di warung kopi yang sama dan memandangi tubuhku. Apa dia tahu jika aku tak memakai dalaman. Ah tidak mungkin, pakaian ku sangat tertutup. Walaupun aku sangat risih dengan keadaan ini, tapi aku sedikit mulai menikmati disaat ada laki laki yang memandangi tubuhku. Aku juga tak memakai celana training dibalik gamis ku, sama seperti saat aku kerumah Dodi saat itu. betisku hanya terlindungi oleh kaus kaki yang tak begitu panjang kali ini karena kaus kaki yang telah ku buang akibat terkena sperma laki laki diangkot saat itu. jadi jika aku mengangkat kaki ku, betis putih ku pasti akan terlihat. Ada apa dengan ku, mengapa aku senang memamerkan tubuhku seperti ini.
Di halte, kebetulan bus yang akan ku tunggu sedang menunggu penumpang disana. Ku angkat kaki ku saat ku naiki bus itu, dan betis mulusku tampak menjadi santapan gratis seorang mahasiswa muda yang tak sengaja melihatnya. Aku hanya pura pura tak tahu agar ia tak merasa bersalah. Saat pergi, semuanya berjalan dengan baik. Sampai aku merasakan getaran aneh pada tubuhku. Payudara ku terasa mengeras dan sedikit putting nya tercetak dari luar karena gamis yang ku ku kenakan ini adalah gamis dengan bahan lembut sehingga cukup membuat lekuk tubuh tercetak jelas dan ditambah sedikit ketat di bagian dada dan pinggulnya. salah ku juga mengapa mau menuruti perintah Lastri untuk memakai gamis ini. Ah kenapa ini, apa yang terjadi? Aku merasa payudara ku ingin di remas remas saat ini juga, ya saat ini juga. Ah tidak, aku harus mampu menahan. Begitupun juga menahan nafas yang sudah tak teratur lagi, vagina ku pun terasa basah. Lalu bagaimana jika cairan vagina ku membasahi gamis ku? ahh apa apaan ini? Mengapa nafsu ku sulit dibendung seperti ini. Ku lihat yang duduk disamping ku adalah pria berusia 45an. Dan tangan nya yang masih kekar membuatku tak sadar berimajinasi jika tangan yang kekar itu meremas remas payudaraku. Ya, tak ku sangka aku masih menyukai laki laki walaupun semalaman aku digarap habis habisan oleh seorang wanita. Apa mungkin aku meminta laki laki ini meremas payudaraku? Atau sekalian meminta nya menyetubuhiku, ah bukan tapi mengentotku. Begitu kata yang diajarkan oleh Lastri yang makin buat birahi ku makin memanas saat ku menyebutkan nya. tidak, aku harus menjaga kehormatan ku. aku harus bisa menahan nya, setidaknya sampai aku tiba dikampus, ingin ku tuntaskan nafsu ini dikamar mandi sekali lagi.
sementara itu………….
POV Lastri
Lastri : ahhh abang enaaak banget.. aku kangen banget sama kontol abang
Endang : iyaa dek, abang juga kangen sama memek adek. Memek istri abang mah gak ada apa apanya
Lastri : masukin yang dalem baaaangg… terus bang aku mau keluaarr ahhhhh
Endang : iyaa deekkk ahhh kamu nakal bangeett ahhhh.. nanti kamu layani temen temen abang ya..
Lastri : iya abang.. ahhh abang ahh. Cepet baaannggg.. bikin aku hamil bang.. aaahhhhhhh
Endang : abang juga mauu keluaaarrrr ahhhhhh
Hubungan terlarang antara kami bukan hanya baru terjadi hari ini, tapi sudah semenjak abang ku ini belum menikah. aku, Lastri Indrawati, 26 tahun, wanita dari kampung yang memiliki nafsu seks luar biasa. Siapa lagi yang membuat ku menajdi ketagihan seks seperti ini jika bukan abang kandung ku sendiri. Dimana disaat itu, aku sedang tidur siang dengan memakai rok pendek, lalu tak tahu bagaimana aku merasakan tubuhku ditindih seorang laki laki muda yang sudah telanjang bulat. Kontol nya menggesek gesek di bagian paha ku yang tersingkap dari rok nya. disaat itu dirumah kami hanya da kami berdua sedangkan orang tua kami pergi ke sawah. Dan di bawah ancaman abang ku yang akan melaporkan kepada orang tua kami bahwa ia melihat ku berciuman dengan pacarku saat itu di pondok sawah, aku akhirnya merelakan kesucian ku kepada abang kandung ku sendiri dan sejak saat itu ia selalu melampiaskan nafsu nya padaku. Aku menjadi semakin ketagihan dan menjadi budak seks nya. tak jarang ia mengajak teman teman nya untuk mengentotiku sampai mereka puas. Akhirmya, sejak abang ku menikah dan pindah ke kota, aku jadi kesepian, teman teman nya pun sudah banyak yang migrasi ke kota hingga aku tak memiliki lawan untuk memuaskan nafsuku. Walaupun sesekali abang ku menelpon ku dan menggodaku hingga aku masturbasi dan abang ku pun melakukan onani karena mendengar desahanku hingga akhirnya ia menghadiahkan ku hadiah disaat ulang tahunku yaitu sebuah dildo yang baru tadi pagi ku masukan kedalam tas Adinda, teman baru ku.
Lastri : bang, aku sampai kapan mau pake baju kayak ini terus, gerah bang pake jilbab gede banget gini, kayak ibu ibu pengajian aja.
Endang : sampai dinda jadi semakin suka kontol hehehehe
Lastri : ah lama lah itu bang, kenapa gak abang perkosa aja dia kayak dulu abang perkosa aku?
Endang : kamu kan tau sendiri gimana dia, kalo dia teriak atau lapor polisi gimana? Bisa panjang urusannya.
Lastri : iya bang, dia kok kuat banget ya, padahal sudah aku buat terangsang banget tapi dia masih bisa nahan supaya memeknya gak dimasukin dildo.
Endang : nah tuh kan, yang gak bikin hamil aja dia masih bisa nolak, gimana yang bisa bikin hamil..
Lastri : emang yang bisa bikin hamil apaan bang?
Endang : ini nih, mainan kamu kan dek
Lastri : hehehe, iya.. hai kontol enaakkk… nanti bikin aku enak lagi yaa.. tapi kan disini banyak perempuan cantik, kok abang Cuma mau sama dia?
Endang : bapak bapak disini sudah sepakat, gak ada yang lebih cantik dan bikin penasaran selain si Dinda. Eh, dildo kamu mana? Mau abang masukin ke pantat adek nih
Lastri : hehehe, aku masukin di tas nya Dinda, bang. Terus sebelum berangkat kuliah tadi aku campur teh dan roti isi nya sama air minum yang mau dibawanya ke kampus dengan obat perangsang dosis tinggi alami dari kampung.
Endang : wah, pinter sekali adek abang ini. Dapet darimana itu dek?
Lastri : Dapet dari dukun di kampung, bang. Katanya bisa meningkatkan nafsu juga. Aku tadi minum juga kok bang. Hehehehehe
Endang : kamu emang bisa diandalkan.
Lastri : kata abang mau kasih hadiah istimewa kalo bisa buat Dinda jadi perempuan hobi kontol
Endang : iya dek, abang udah gak sabar mau liat dia keenakan dientot, trus dia mau abang suruh ngelayani semua temen abang juga biar dia jadi kayak kamu.
POV Dinda………………..
Sesampai dikampus, ku masuki ruang kelas dan aku sangat terkejut dengan isi tas ku. mengapa benda yang disebut Lastri bernama dildo itu berada didalam tas ku? tubuhku terasa makin hangat. Ada getaran kuat di bagian vagina ku saat ku lihat dildo itu. Duduk ku mulai tak tenang. Aku cepat cepat menyembunyikan dildo itu. akan sangat berbahaya jika ternyata dildo itu terlihat oleh seseorang terutama Dodi yang sedang berjalan mendekati ku.
Dodi : selamat pagi, dinda
Aku : selamat pagi, dodi.
Ah tidak, ku tangkap mata dodi mengarah ke dada ku dan aku pun makin terangsang karena pandangan nya.
Aku : eh dod, dosen nya masuk gak ya?
Dodi : masuk kok, tadi aku lihat mobilnya
Padahal jika dosen nya tidak masuk aku ingin segera ke toilet untuk memuaskan hasratku ini.
Dodi : kok kamu kayak ada yang beda ya hari ini
Aku : beda apa dod?
Dodi : gak kok, mungkin karena aku belum pernah lihat kamu pake jilbab sama baju yang ini jadi kesannya lebih cantik.
Aku : ohh ya? Bisa aja kamu dod.
Apa? Apa yang ku jawab. Harusnya aku marah dipuji seperti itu, Karena jelas merendahkan kehormatan ku sebagai perempuan yang hanya boleh dipuji oleh suami ku saja. Tapi aku menanggapinya, bahkan dengan senyuman, dan lagi lagi vagina ku makin basah saat Dodi duduk disampingku dan memandangi payudaraku yang sedikit tercetak dari luar jilbab ku.
Dosen pun masuk, kuliah dimulai. Saat mata kuliah pertama semuanya baik baik saja walaupun ku sadari banyak mata teman laki laki ku yang memandangi tubuhku yang tercetak jelas dari balik gamis dan jilbab lebar ini. Namun di mata kuliah kedua, aku terpaksa sedikit harus menahan malu disaat aku mengerjakan sebuah soal didepan kelas, soal kimia, yang membutuhkan penjelasan panjang dan tak hanya menjawab, aku pun harus menjelaskan nya juga. Berada dihadapan orang banyak bukan hanya membuatku malu namun juga makin terangsang. Payudara ku pun makin mengeras dan vagina ku, ahh ku harap ia tak membasahi gamis ku atau menetes ke lantai.
Saat kuliah usai, aku segera bergegas menuju toilet. Tidak, toiletnya penuh semua. Dan pikiran ku mengarah ke toilet yang paling ujung tempat dimana mahasiswa badung sering nongkrong disana. Ku beranikan diriku berjalan kesana dan terlihat beberapa mahasiswa sedang merokok disana. Mereka memandangi tubuhku yang tak memakai dalaman dan sedikit menggodaku. Ya, godaan itu membuatku makin terangsang. Aku makin tak sabar menuju toilet yang jaraknya tepat disebelah tempat mereka berkumpul. Saat aku sudah tiba di toilet, bagaimana rasanya jika aku masturbasi menggunakan dildo ini dan didekat ku ada beberapa laki laki yang pastinya mudah terangsang syahwatnya. Bagaimana jika aku memanggil mereka satu persatu untuk memuaskan ku, ah tidak.. aku harus tetap menjaga kehormatanku, jangan sampai ada yang tahu jika aku saat ini telah ketagihan seks.
Ku turunkan resleting gamis yang berada di punggung ku dan ku sampirkan gamis itu di gantungan paku yang ada di tembok. Ku pastikan tak ada lobang sehingga laki laki itu tak aka nada yang bisa mengintip. Aku hanya tinggal memakai jilbab dan kaus kaki serta sepatu ceper ku saja. Pertama, aku meraba kedua payudaraku. Ahhh ku tahan suaraku agar tak mendesah. Ku putar putting ku dengan pelan dan sambil ku remas payudara ku dengan gemas. Ku tarik tarik putingku. Tak sengaja aku mendesah saking nikmatnya. Ahhh apakah para mahasiswa itu mendengar desahanku. Sebaiknya aku cepat pergi dari sini, sebelum mereka berpikiran macam macam.
Ku pakai lagi gamisku dan ternyata didepan toilet mereka masih berkumpul. Mata mereka menatapi tubuh ku. ku rasa mereka mendengar desahan ku tadi, namun mengapa mereka semakin menatap ku begitu, sehingga membuat langkah ku terhenti dan aku hanya bisa berjalan dengan pelan di antara mereka.
Mahasiswa 1: mbak, habis ngapain di toilet, kok lama amat?
Aku : mau tau aja urusan pribadi orang
Mahasiswa 2 : di toilet itu kan gak ada airnya mbak. Masa mbak mau sih pake toilet itu
Aku : hmm, Cuma benerin jilbab kok.
Mahasiswa 3 : itu gamis mbak juga terbalik, yang luar didalem yang dalem diluar
Mereka menertawaiku dan aku sangat malu mendengar ucapan mereka. Apakah aku harus kembali ke toilet atau terus pergi, aku bingung. Nafsu pada tubuhku menyuruhku kembali. Entah apa maksudnya, tapi akal sehat ku menyuruhku untuk mencari toilet lain yang terdekat dari situ. Lagipula mereka laki laki yang mungkin suka dengan tubuh wanita, mereka pasti akan berpikiran kotor jika tahu ada seorang akhwat yang masuk ke toilet untuk melepas pakaian nya.
Tapi, langkah kaki ku malah kembali ke toilet tadi. Benar benar dorongan nafsu yang besar. Aku tak tahu mengapa aku bisa terangsang sehebat ini. Dan tiba tiba aku merasa haus. Ku ambil botol minuman didalam tas ku, tapi ternyata dildo yang berukuran hampir sama dengan botol minuman itu ikut tertarik dan terjatuh ke lantai. Membuat pandangan mahasiswa mahasiswa badung itu terarah pada dildo. Awalnya aku tak sadar jika dildo itu jatuh dan aku hanya menenggak air minum yang malah membuat nafsu ku makin membara. Bahkan lebih membara dari sebelumnya.
Mahasiswa 1 : mbak bawa dildo ya?
Aku terkejut mendengar perkataan nya. ketika ku lihat kebawah ternyata dildo sialan itu tergeletak diujung sepatu ku. dengan spontan aku ambil dildo itu dank u masukan kembali kedalam tas. Ingin aku pergi dari itu tapi nafsu menahan ku. aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku, seakan aku terhipnotis untuk berada disitu dikelilingi tiga mahasiswa itu. bagaimana jika mereka memperkosa ku? akhirnya aku segera berlari dari tempat itu dan menahan malu serta nafsu yang makin memuncak.
Ku cari toilet yang kosong untuk memperbaiki pakaian ku. tapi aku melihat tukang sapu kampus yang mengintip ku masturbasi saat itu. nafsu ku makin menjadi jadi. Tapi akan sangat berbahaya jika ia melihat ku disini, aku khawatir jika ia masih mengenaliku dan membuka aib ku dihadapan orang banyak.
Ku lihat jam di hp ku, satu jam lagi aku akan mengajar di bimbel, maka segera ku arahkan tujuan ku ke bimbel tempat ku mengajar. Karena terburu buru, aku menaiki bus yang penumpangnya sudah penuh. Tubuhku bersentuhan dengan tubuh penumpang laki laki. Aroma tubuh dan asap rokok bercampur menjadi satu namun malah membuat ku makin terangsang. aku pun berdiri ditengah tengah, diapit oleh sekian banyak penumpang pria. Aku harap ada kursi kosong sehingga aku bisa duduk dan meredam nafsu syahwat ku, karena dengan posisi diapit oleh banyak laki laki seperti ini membuat ku teringat pada cerita seks dimana seorang akhwat di cabuli didalam bus oleh seorang penumpang. Tapi bagaimana jika yang mencabuli ku sebanyak ini? Atau malah memperkosa ku? ahhh pikiran pikiran ini membuatku makin terangsang hingga ku rasakan ada sesuatu yang menempel di pantatku. Lagi lagi, tangan seorang pria mendarat dibagian sensual dalam tubuh ku. karena dorongan nafsu, kali ini aku membiarkan nya begitu saja. Aku tak menunjukan perlawanan apapun karena aku juga menginginkannya. Remasan itu makin terasa kuat dipantatku. Aku sedikit mendesah dan menatap wajah laki laki yang mencabuli ku, ah ternyata anak SMA. Berani beraninya ia melakukan ini kepada seseorang yang lebih tua darinya. Aku hanya diam tak menolak apalagi melawan, sementara ia mulai menggesekan penisnya ke arah pantatku dan membuat vagina ku makin meneteskan air kenikmatannya. Secara perlahan aku mendesah dan mungkin anak SMA kurang ajar ini mendengar desahan ku sehingga ia menekan lebih kuat penis nya ke pantatku. Keadaan penumpang yang terlalu padat ini membuat apa yang kami lakukan tak dapat di lihat oleh orang lain, selain itu mungkin adegan pelecehan seksual di bus seperti ini sudah lumrah terjadi sehingga tak ada yang merasa heran tapi bagaimana jika korban pelecehan itu adalah seorang akhwat dan ia menikmatinya? Ya, aku sangat menikmatinya, bahkan aku pun ikut menekan pantatku agar makin menempel pada penis yang masih tertutup dengan seragam SMA. Kemudian ku rasakan tekanan penis itu menjauh. Ahh aku merasa kecewa karena ia menjauh apa ia tak menyukai ku yang berjilbab ini? Tepat seperti yang dikatakan preman saat itu bahwa wanita seperti ku tidak akan membuat pria tertarik. Itu artinya aku harus cepat belajar lagi daro Lastri agar menjadi wanita yang menarik. Tiba tiba, sebuah dorongan ku rasakan ke arah pantatku. Kali ini terasa berbeda, ku rasakan sebuah benda tumpul menusuk disela sela lobang pantatku. Karena aku tak memakai dalaman apapun lagi, aku penis itu terasa sangat menyentuh pantatku dan membuatku merasa kenikmatan yang amat hebat. tangan kanan ku meraba raba kebelakang dan ternyata aku memegang sesuatu yang keras dan panjang. Ahhhh ini kan, penis.. bukan,, tapi kontol….. terasa aku kehilangan kendali dan aku mengocok kontol anak SMA itu. ahhhh ingin sekali kontol itu dimasukan kedalam vagina ku. karena aku menyambut perlakuan nya dengan semakin binal, salah satu tangan nya menyelinap kedalam jilbab ku dan meremas payudaraku. Saat ia sadari bahwa aku tak memakai bra, ia semakin keras meremas nya. aku makin tak kuat menahan gelombang kenikmatan ini dan terasa aku tak lama lagi akan orgasme namun sebelum aku mengalami orgasme, anak SMA itu lebih dulu menyemprotkan sperma nya di pantatku yang tertutup oleh gamis dan sedikit mengenai ujung jilbab ku. setelah semburan sperma terakhir, ia menjauh dariku dan aku merasa bingung pada diriku sendiri, mengapa aku menikmati hal ini. Apakah segala hal yang ku alami belakangan ini menjadikan ku wanita jalang berkedok jilbab? kesadaran ku kembali saat ku dengar seorang ibu ibu berbicara dengan wanita separuh baya disampingnya
“jilbab nya mungkin cuma topeng, buktinya suka aja digituin”Kata kata itu buatku tersinggung dan aku tak tahan menahan sakit hatinya. Aku segera turun dengan noda sperma di gamis dan ujung jilbab ku.. aku menangis dijalanan, terasa jiwa ku hancur mendengar perkataan ibu tadi. Mungkin apa yang ku alami ini juga pernah dialami oleh akhwat lain, tapi mereka berhasil meredam nya sementara aku gagal melawan nafsu ku. apakah aku harus berhenti memakai jilbab panjang seperti ini dan memakai jilbab biasa saja agar aku merasa tak bersalah dengan penampilan suci ku?



Komentar
Posting Komentar