Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

adinda akhwat doyan 4 (repost)

Gambar
EPISODE 9 adinda Aku terbangun dan ku lihat waktu menunjukan pukul 05:35 ku harap hilangnya keperawanan ku adalah sebuah mimpi buruk yang ku alami semalam. Tapi aku benar benar pasrah saat ku lihat ada bercak noda darah di sprei kasur ku, tak lain itu adalah darah keperawanan ku yang direnggut paksa oleh bapak kos ku semalam. Apakah pantas aku menyalahkannya sementara aku yang memberinya jalan dan menikmatinya juga, ya ini adalah salah ku, benar benar salah ku.  Ku lihat layar hp ku, tertera pada layar dua SMS masuk dari Lastri. “kalo kamu mau ambil kunci lemari, cepet kesini besok subuh jam empat dengan telanjang” Dan yang kedua.. “ehh lonte kok gak muncul juga? Jadi sekarang sudah hobi telanjang telanjangan ya?” Apa? Aku harus ke rumah Lastri dengan telanjang saja? Bagaimana caranya aku kesana? Sementara ini sudah jam setengah enam dan lingkungan disini sudah mulai ramai jam segini. Lalu apa yang harus ku lakukan? Apakah aku tidak usah kuliah saja dulu hari ini? Ah tidak, hari ini ak

adinda akhwat doyan 3 (repost)

Gambar
EPISODE 6 Ku teruskan perjalanan ku menuju bimbel tempat ku mengajar dengan berjalan kaki karena jaraknya tak jauh lagi. Ku seka air mata yang mengalir di pipi ku. nafsu ku yang tadinya menggebu tiba tiba hilang karena perkataan ibu tadi. Seakan lupa pada noda sperma yang menempel di gamis dan jilbab ku, aku melangkah begitu saja. Mungkin juga orang orang pikir aku adalah orang stress yang memakai baju terbalik.  Setiba di bimbel ku, petugas administrasi menyambutku dengan senyum nya. namanya NIngsih, wanita muda berusia 23 tahun yang memilki tubuh kuning langsat, katanya kakek nya dulu adalah orang cina jadi ada sedikit cir khas orang cina ditubuhnya. adinda Aku masuk ke ruang tentor yang masih sepi. Masih terlalu lama untuk mengajar. Maka aku bergegas ke toilet dan memperbaiki pakaian ku, membersihkan noda sperma yang ada di ujung jilbab ku. sempat terpikir, mengapa tadi aku tak membeli bra dan celana dalam saja dulu dipasar? Tapi jika sekarang ke pasar, ku rasa tak akan sempat lagi